Sementara, di sisi yang lain ketimpangan akibat beban utang negara yang menumpuk masih menjadi persoalan serius.
Begitu disampaikan Ketua LP3ES Profesor Didik J. Rachbini dalam sebuah webinar Sekolah Demokrasi bertajuk “Pemilu 2024: Pertaruhan Demokrasi Indonesia†pada Kamis sore (23/6).
“Ekonomi Indonesia 2024 wajahnya itu belah,
mix issues,†kata Didik.
“Ada yang kuat sebagai sesuatu modernisasi ekonomi Indonesia. Jakarta itu ekonominya sudah jauh lebih besar dari Amsterdam. Ekonomi Indonesia sudah sangat besar. Tetapi kesenjangan; seperti utang itu akan terwariskan kepada rezim berikutnya,†sambungnya.
Namun begitu, Ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) ini menyebut Indonesia berbeda dengan Sri Lanka yang mengalami krisis akibat utang.
Indonesia, kata dia, sudah memiliki struktur ekonomi yang cukup kuat meskipun masih dibayangi oleh utang.
“Intinya, pertanyaan yang disampaiakan kepada saya bagaimana ekonomi tahun 2024 yang berkaitan dengan pemilu, apakah Indonesia punya
problem berat seperti Sri Lanka atau Pakistan, jawabannya tidak,†pungkasnya.
Hadir pembicara lain dalam acara tersebut Diana Suhardiman dari KITLV Leiden, Ward Berenschot dari KITLV Leiden/Universitas Amsterdam dan Budi Setiyono dari Universitas Diponegoro.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: