Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jeda Pemilu dan Pelantikan Presiden Hasilkan Presiden Lame Duck

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/diki-trianto-1'>DIKI TRIANTO</a>
LAPORAN: DIKI TRIANTO
  • Sabtu, 25 Juni 2022, 10:43 WIB
Jeda Pemilu dan Pelantikan Presiden Hasilkan Presiden <i>Lame Duck</i>
Ilustrasi Pemilu 2024/RMOL
rmol news logo Jeda waktu antara pemilihan presiden dan pelantikan presiden tahun 2024 mendatang akan menjadikan presiden yang sedang menjabat sebagai "lame duck" atau bebek lumpuh.

Diketahui, Pilpres 2024 akan digelar pada 14 Februari, sedangkan pelantikan presiden terpilih baru akan dilakukan pada 20 Oktober 2024.

"Yang dimaksud sebagai bebek lumpuh di sini adalah presiden yang sedang menjabat tak bisa lagi mengeluarkan kebijakan efektif dan strategis karena sudah ada presiden dan wapres baru," kata cendekiawan muslim, Prof Azyumardi Azra dalam Webinar Moya Institute bertajuk Pemisahan Pilpres Dengan Pileg: Tinjauan Strategis, Jumat (24/6).

Belum lagi bila ada gugatan hukum ke Mahkamah Konstitusi (MK) pasca pemilu. Situasi tersebut akan mengakibatkan kevakuman pemerintahan selama delapan bulan. Atau bisa juga terjadi disorientasi pemerintahan.

"Semoga para anggota Parlemen hasil Pileg 2024 nantinya akan memperbaiki hal ini, agar praktik demokrasi kita semakin membaik," papar Azyumardi.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif SMRC, Sirojuddin Abbas mengamini ada penurunan posisi tawar presiden yang sedang menjabat di kalangan pendukung. Menurutnya, periode "lame duck" akan terjadi selama 8 bulan atau 4 bulan.

"Pada saat itulah sekutu politik akan pergi ke pemenang atau Presiden Terpilih. DPR juga mulai tidak responsif terhadap keinginan presiden petahana," ujar Sirojudin. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA