Sebab, kesehatan adalah faktor paling penting dalam menunaikan ibadah haji. Apalagi, mayoritas ibadah yang akan dilakukan akan menggunakan kekuatan fisik sehingga kesehatan harus terus dipantau cukup intens oleh petugas.
"Prioritas tentu yang masuk kategori risiko tinggi dan kepada seluruh jemaah setiap hari harus ada pengingatan untuk tetap menjaga kesehatan di Tanah Suci. Bila mengalami gangguan kesehatan segera melapor ke petugas kesehatan," ujar anggota Komisi IX DPR Fraksi PKS, Kurniasih Mufidayati, Rabu (29/6).
Kurniasih menyebut kondisi di Makkah dan Madinah amat berbeda dengan di Indonesia. Cuaca panas dengan kelembaban rendah menjadi tantangan jemaah haji Indonesia tahun ini.
Apalagi, untuk ibadah harian juga memerlukan fisik yang prima, mungkin ada yang umrah sunnah atau tawaf sunnah itu memerlukan fisik yang bagus.
“Harus tetap dijaga jangan sampai nanti saat puncak haji justru kelelahan atau sakit. Cukup asupan dan cairan karena tantangannya adalah
heat stroke atau dehidrasi di cuaca panas ini," kata Kurniasih.
Politisi PKS ini juga meminta agar jemaah calon haji bisa memperhatikan setiap instruksi yang dikeluarkan oleh petugas, terutama saat puncak haji Arafah Muzdalifah dan Mina (Armuzna).
"Jadi kepada setiap jemaah diharapkan benar-benar memperhatikan arahan dari petugas, termasuk dari sisi kesehatan," tutupnya.
BERITA TERKAIT: