Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pusdari: Keinginan Surya Paloh Duetkan Anies-Ganjar Sulit Terwujud

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Senin, 04 Juli 2022, 13:44 WIB
Pusdari: Keinginan Surya Paloh Duetkan Anies-Ganjar Sulit Terwujud
Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh/Ist
rmol news logo Pernyataan Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, yang menyebut lebih baik tidak ada Pemilu jika menimbulkan perpecahan justru menuai spekulasi politik.

Menurut peneliti utama Pusat Data Riset (Pusdari), Gabryel Alexander, jika pernyataan Surya Paloh tersebut bertujuan untuk memasangkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024, itu akan sulit terwujud.

Pasalnya, sekalipun Anies-Ganjar dinilai sebagai duet pemersatu bangsa karena dianggap bisa mencegah polarisasi, banyak faktor yang menyulitkan keduanya berpasangan pada Pilpres 2024.

“Pertama calon yang diusung Nasdem adalah kader aktif PDIP. Pada Rakernas kemarin sudah jelas untuk capres PDIP ada di tangan Megawati, bahkan Ganjar sendiri yang membacakan. Itu kendalanya," ujar Gabryel dalam keterangannya, Senin (4/7).

"Selain itu, antara Surya Paloh dan Megawati sang Ketua Umum PDIP kurang harmonis dan belakangan terus mengkrucut, sindir menyindir di antara pimpinan tertinggi Nasdem dan PDIP cukup kentara, ini sulit jika bersatu,” sambungnya.

Menurut Gabryel, hubungan antara Surya Paloh dan Megawati, ibarat perang dingin yang secara diam-diam terlibat rivalitas. Apalagi keduanya dianggap sebagai kingmaker pada Pilpres 2024.

“Tentu saja Anies yang sudah dicalonkan sebagai salah satu capres dari Nasdem, akan sulit untuk bertemu dengan Ganjar. Megawati secara tegas tidak ingin ada yang istilahnya begal membegal kadernya, kecuali kader tersebut menyatakan keluar dari barisan partai moncong putih,” jelasnya.

Surya Paloh sempat menyatakan "jangan sombong dan merasa hebat sendiri" yang dinilai ditunjukkan kepada Megawati. Sementara itu Ketua Dewan Pengarah BPIP itu juga meresponsnya pada saat Rakernas dengan merasa heran karena dirinya dianggap sombong.

"Itu kan Mega langsung meresponnya dengan merasa heran atas sentilan Surya Paloh. Mega mengatakan bahwa partainya tidak pernah menjelekkan parpol atau ketua umumnya, itu pernyataan yang cukup jelas merespon perkataan SP,” kata Gabryel.

Rekam jejak perseteruan Surya dan Mega tidak hanya itu, Gabryel mengatakan saat pelantikan anggota DPR/MPR periode 2019-2024 tertangkap kamera Mega tampak menyalami semua yang hadir menyambutnya kecuali Surya Paloh.

“Sehingga ini cukup krusial untuk mendekatkan Anies-Ganjar atau Ganjar-Anies, karena pucuk pimpinannya belum menunjukan tanda-tanda akan berkolaborasi,” ulasnya.

Selanjutnya, Gabryel memprediksi Anies pun sulit dapat restu Presiden Jokowi mengingat tidak ada benang merah yang bisa menautkan garis politik Anies dengan Jokowi. Diketahui, Ganjar memiliki kedekatan khusus dengan Jokowi.

"Anies sulit dapat restu Jokowi, selain ada perbedaan garis politik, Pak De juga pasti akan memutar rekaman kelam peristiwa Pilkada DKI lalu betapa politik identitas yang kuat menempel pada diri Anies. Sehingga sulit dan dipastikan tidak dapat restu," paparnya

Gabryel juga mengingatkan bahwa politik identitas akan selalu ada jika dalam kandidasi politik pada 2024 nanti, Masing-masing Capres tidak memiliki komitmen yang kuat untuk sama-sama menghindarinya dari kelompok lain dengan memanfaatkan isu-isu politik identitas.

Nah, cara menghilangkan politik identitas itu, jelas Gabryel, bukan menduetkan Ganjar dan Anies. Tapi lebih kepada komitmen elite politik untuk berani melawan para penunggang gelap yang mencoba memanfaatkan Pilpres untuk dijadikan kendaraan propaganda politiknya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA