Begitu yang disampaikan Managing
Director Paramadina Public Policy Institute Ahmad Khoirul Umam dalam menyikapi misi perdamaian Presiden Joko Widodo untuk perang Rusia dan Ukraina, Senin (4/7).
Menurutnya, agenda KTT G-20 di Indonesia merupakan pertaruhan reputasi yang sangat besar berbeda dengan situasi KTT G-20 sebelumnya.
"Beban Indonesia sebagai Presidensi G20 amat berat khususnya paska perang Rusia-Ukraina. Konstalasi dan dinamika negara-negara G20 amat riskan, terakhir walkoutnya sejumlah menteri keuangan pada meeting G20 di USA menjadikan sikap
clear di barisan negara barat terkait agresi Rusia,†ucap Khairul Umam.
Umam menambahkan, langkah Presiden Jokowi kemudian menemui langsung Zelensky di Ukraina dan Putin di Rusia, merupakan langkah berani dan harus diapresiasi.
“Ini sebagai langkah
all out dalam upaya mensukseskan agenda KTT G20 di Indonesia,†imbuhnya.
Pertemuan Presiden Joko Widodo dengan kedua kepala negara yang bertikai tersebut bisa dianalisa sebagai
double track strategy yang menyentuh aras elit, di mana konflik Rusia-Ukraina ini bukan semata-mata pertaruhan du anegara tapi ada kekuatan besar di balik konflik tersebut.
"Elit dimaksud adalah elemen-elemen yang ada di kelompok G7. Para pemegang 31persen kekuatan ekonomi dunia sementara G20 pemegang 80persen GDP dunia,â€katanya.
"Dengan melakukan komunikasi level elit dunia tersebut merupakan sebuah strategi komunikasi yang baik untuk sukseskan agenda KTT 20 November mendatang,†demikian Umam.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: