Para menlu dan wamenlu itu hadir dalam acara G-20 Foreign Ministers' Meeting (FMM) yang digelar pada 7 hingga 8 Juli dengan mengangkat tema “Membangun Dunia yang Lebih Damai, Stabil, dan Sejahtera Bersamaâ€.
“Patut diapresiasi lobi Menlu Retno L.P. Marsudi beserta jajarannya yang menupayakan semua Menlu anggota G20 hadir di Bali dan undangan khusus Menlu Ukraina yang hadir secara virtual,†ujarnya lewat keterangan tertulis kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (8/7).
Menurut Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani ini, tema yang diangkat Indonesia dalam forum tersebut sangat cerdas. Sebab, walau tidak secara spesifik membicarakan soal gencatan senjata di Ukraina, tetapi tema ini membicarakan bagaimana membangun dunia yang lebih damai, stabil, dan sejahtera.
“Yang ujungnya adalah terjadinya gencatan senjata,†katanya.
Dia mengatakan dalam kesempatan pertemuan ini, Menlu Retno perlu mengoptimalkan pertemuan bilateral antara Menlu Rusia dengan tiap-tiap Menlu G7. Tujuannya, agar terjadi dialog yang konstruktif untuk membangun dunia yang lebih damai.
"Kehadiran para Menlu G7 dan Menlu Rusia bisa jadi tidak terlepas dari kunjungan Presiden ke Jerman, Ukraina, dan Rusia. Sepertinya semua negara yang terlibat dalam perang telah letih dan menunggu momen yang diupayakan oleh Indonesia sejak kunjungan Presiden Jokowi hingga Menlu Retno memfasilitasi pertemuan,†ujarnya.
Selain itu, Hikmahanto juga mengapresiasi upaya Indonesia mendamaikan Ukraina dan Rusia. Meskipun belum ada tanda-tanda pasti kapan kedua negara tersebut akan gencatan senjata.
"Komitmen Indonesia untuk mengakhiri perang di Ukraina pun patut diapresiasi karena tidak pernah kecewa dan putus asa. Indonesia sejak kunjungan Bapak Presiden ke Eropa hingga saat ini menujukkan tidak pernah lelah dalam mengupayakan gencatan senjata di Ukraina,†tutupnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: