Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Belajar dari Peristiwa Sri Lanka, Hensat: Kita Perlu Waspada dan Jangan Remehkan Poeple Power

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Selasa, 12 Juli 2022, 22:04 WIB
Belajar dari Peristiwa Sri Lanka, Hensat: Kita Perlu Waspada dan Jangan Remehkan <i>Poeple Power</i>
Pendiri Lembaga Survei Kelompok Kajian dan Diskusi Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) Hendri Satrio, dalam acara Talk Show bertajuk “Catatan Demokrasi” pada Selasa malam (12/7)/Repro
rmol news logo Gejolak sosial politik yang dipicu oleh krisis ekonomi di Sri Lanka sedianya dijadikan pembelajaran bagi negara-negara di kawasan Asia tak terkecuali Indonesia.

Pasalnya, meskipun banyak faktor yang mengakibatkan Sri Lanka ambruk, tapi ada beberap faktor krusial yang dialami Sri Lanka pun menunjukkan gejalanya telah terjadi di Indoensia. Beberapa di antaranya, mengenai dinasti politik hingga pembangunan infraskrtur yang memakan biaya banyak tetapi mangkrak tak berfungsi.

Begitu yang disampaikan Pendiri Lembaga Survei Kelompok Kajian dan Diskusi Opini Publik Indonesia (KedaiKOPI) Hendri Satrio, dalam acara Talk Show bertajuk “Catatan Demokrasi” pada Selasa malam (12/7).

“Indonesia harus waspada tentunya. Dinasti politik di Sri Lanka luar biasa, kalau saya tidak salah Presiden, PM, Menkeu, itu saudara sekandung tuh kakak beradik. Ada lagi jadi Menteri Transportasi, anak PM-nya jadi Mentan. Jadi memang dinasti politiknya luar biasa,” kata Hensat, sapaan akrab Hendri Satrio.

“Pembangunan infrastruktur yang tidak tepat guna. Menggunakan biaya besar tapi akhirnya terbengkalai. Beberapa hal itu yang perlu diperhatikan dari pelajaran dari Sri Lanka,” sambungnya mengingatkan.

Namun demikian, Dosen Universitas Paramadina ini menyebut kondisi di Sri Lanka berbeda dengan Indonesia. Meskipun dinasti politik di Indonesia sudah terjadi, tetapi belum separah dinasti politik di Sri Lanka.

“Di Indoensia apakah sudah seperti itu? Belum. Tapi di level daerah banyak sudah yang suami isteri anak. Di level nasional ya kita sama-sama tau apa yang terjadi di level nasional,” katanya.

Lebih lanjut, Hensat mengingatkan semua pihak untuk tidak boleh melupakan kekuatan rakyat atau people power seperti di Sri Lanka. Untuk itu, penguasa di negara manapun sedianya tidak menganggap remeh yang namanya people power.

“Tapi <.i>over all, bukan hanya untuk Indonesia, tapi untuk berbagai negara sebagai catatan dan harus terus diingat oleh siapapun penguasa di negara, bahwa jangan bermain dengan kekuatan rakyat. Pada saat people power itu dilaksanakan dilakukan yang terjadi seperti yang kita lihat di Sri Lanka itu,” pungkasnya.

Dalam talkshow yang digelar salah satu televisi swasta nasional itu, turut hadi sejumlah narasumber antara lain Politkus Senior PDIP Hendrawan Supratikno, Ekonom Senior PDIP Rizal Ramli, dan Sekretaris BUMN Arya Sinulingga.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA