Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ujang Komarudin: Terlalu Bahaya Jika KIB Impor Capres dari Luar

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Jumat, 15 Juli 2022, 15:57 WIB
Ujang Komarudin: Terlalu Bahaya Jika KIB Impor Capres dari Luar
Dosen politik Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin/RMOL
rmol news logo Sosok calon presiden (capres) yang akan dimunculkan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) pada panggung Pilpres 2024 masih abu-abu.

Namun, muncul kekhawatiran dari publik sosok yang akan dimajukan bukan kader dari tiga parpol yang berkoalisi.

Analisis tersebut disampaikan dosen politik Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin, dalam diskusi Lembaga Komunikasi dan Informasi (LKI) Partai Golkar bertajuk "Peta Koalisi Pasca Kelahiran KIB", di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat, (15/7).

"Yang berbahaya, jangan-jangan capresnya diimpor, lalu cawapresnya dari internal. Ini pertaruhan harga diri juga," ujar Ujang.

Ujang berpandangan, KIB yang diisi oleh Partai Golkar, PAN, dan PPP memiliki sosok ketum yang memiliki potensi untuk diusung sebagai capres.

Hanya saja, dia tidak bisa memungkiri bahwa elektabilitas dari Ketum Golkar Airlangga Hartarto, Ketum PAN Zulkifli Hasan, dan Ketum PPP Suharso Monoarfa, masih rendah.

"Ketum-ketum partai ini harus kerja keras," imbuhnya menyarannkan.

Meski begitu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) ini melihat bukan hanya tiga ketum parpol anggota KIB saja yang masih rendah, tetapi ada juga beberapa ketum lainnya.

"Cak Imin juga elektablitasnya belum naik," tuturnya.

Akan tetapi, khusus format pasanga capres dan cawapres yang akan diusung, Ujang memandang perlu bagi KIB untuk membicarakannya secara matang.

"Maka harus hati-hati. Karena, apa yang dibangun oleh KIB ini bukan kendaraan bagi orang lain, tetapi bagaimana KIB ini melahirkan capres-cawapres unggulan. Siapa sosoknya? Tentu harus dipikirkan," demikian Ujang. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA