Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Agar Pemilu 2024 Sejuk dan Damai, Politik Hukum Pancasila Perlu Dikuatkan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Minggu, 17 Juli 2022, 03:58 WIB
Agar Pemilu 2024 Sejuk dan Damai, Politik Hukum Pancasila Perlu Dikuatkan
Anggota DPD RI, Fahira Idris/Ist
rmol news logo Walau Pemilu 2024 masih baru akan berlangsung 1,5  tahun lagi, tepatnya 14 Februari 2024, tetapi saat ini tahapannya sudah mulai bergulir. Oleh karena itu, sejak dini harus tercipta prakondisi yang mendukung agar penyelenggaraan Pemilu 2024 berlangsung demokratis, jujur, damai, dan jauh dari polarisasi yang runcing dan memecah belah.

Penyelenggaraan Pemilu 2024 harus lebih baik dan menyejukkan daripada gelaran pemilu-pemilu sebelumnya. Sehingga tujuan pemilu yaitu sebagai pendidikan politik dan demokrasi yang paling nyata bagi rakyat bisa tercapai.

Hal ini bisa terjadi jika semua pihak terutama elite politik mengedepankan politik hukum Pancasila.

Menurut anggota DPD RI, Fahira Idris, politik hukum Pancasila mengandung makna bahwa semua sisi mulai dari proses pembuatan, pelaksanaan, arah dan penegakkan hukum mengemban nilai-nilai Pancasila dan kesejahteraan rakyat. Politik hukum Pancasila juga menuntut agar Pancasila dijadikan sumber inspirasi politik harapan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Jelang Pemilu 2024, politik hukum Pancasila perlu kita dikuatkan agar tujuan pemilu yaitu sebagai pendidikan politik dan demokrasi yang paling nyata bagi rakyat bisa bersemai. Hal ini bisa terjadi jika semua pihak terutama elite politik mengedepankan politik hukum Pancasila," ujar Fahira Idris di sela-sela Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Jakarta Timur, Sabtu (16/7).

"Caranya dengan memastikan semua peraturan perundang-undangan yang lama maupun yang akan disusun mengemban nilai Pancasila dan kesejahteraan rakyat, bukan berpihak pada kepentingan kapitalisme. Jika semua peraturan perundang-undangan sudah mengemban nilai Pancasila maka kehidupan rakyat akan tenteram sehingga Pemilu 2024 berjalan kondusif,” paparnya.

Lanjut Fahira, pemilu menjadi batu ujian bagi seluruh peserta pemilu, dan tentunya bagi rakyat, untuk merasakan sejauh mana Pancasila sudah dijadikan sebagai sumber inspirasi politik harapan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Menguatkan politik hukum Pancasila dalam konteks Pemilu artinya menyemai nilai-nilai Pancasila yang berkelindan dengan nilai-nilai inklusivitas, toleransi dan gotong-royong.

Lalu, menguatkan politik hukum Pancasila artinya para aktor utama Pemilu 2024 tidak memberi ruang bagi dengungan yang memecah belah, memperuncing polarisasi apalagi menghalalkan segala cara untuk menjatuhkan orang atau kelompok yang berbeda pandangan politik.

“Pemilu yang berlangsung demokratis, jujur, damai dan jauh dari polarisasi yang runcing dan memecah belah adalah tanggung jawab kita semua. Namun, energi besar mewujudkan ini ada di dalam diri elite politik, baik sebagai individu maupun secara kelembagaan," kata Fahira.

"Menjelang Pemilu 2024 ini, rakyat sangat membutuhkan keteladanan yang terlihat nyata dari para penyelenggara negara dan seluruh elemen tokoh masyarakat dan elit partai politik. Keteladanan yang teramat penting adalah konsistensi dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila,” pungkas Senator Jakarta ini. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA