Mantan Menteri Perikanan dan Kelautan Susi Pudjiastuti yang merupakan
owner dari Susi Air mengaku meski ada kenaikan harga avtur, belum ada satupun pembatalan penerbangan dari Susi Air.
Kata Susi, sampai saat ini Susi Air masih melayani kurang lebih 150 hingga 200
flight ke berbagai wilayah pendalaman, terutama dari
secondary city ke
primary city atau dari
secondary city ke
remote area.
Meski demikian, Susi mengaku keberatan dengan kenaikan avtur dalam negeri. Sebab, dengan kenaikan akan mempengaruhi bukan hanya harga tiket tapi juga biaya operasional lainnya.
"Persoalan kita sangat berat, karena memang kita tanda tangan kontrak harga itu bulan Januari, dengan harga avtur waktu itu Rp 12.000 Pak dan Dolar Rp 14.300 sekarang avtur sudah Rp 18.197, jumat kemarin. Jadi sudah naik 6.200 itu berarti sudah 50 persen lebih kenaikannya plus PPN kemudian tentunya jadi tambah 10 persen kan Pak, kemudian dolar yang 14,3 menjadi Rp 15.000,†ucap Susi dalam acara diskusi virtual Harga Avtur Terus Meroket. Bagaimana Nasib Transportasi Udara?, APJAPI, Minggu (17/7).
"Untuk kita
propeller itu avtur itu adalah 28 sampai 34 persen dari nilai HPS (nilai jual) kita kemudian
maintenance.
Maintenance itu 90 persen
sparepart itu impor
shipping-nya, juga kurang lebih ya sama internasional
shipping tentunya
based-nya US Dollar,†imbuhnya.
Dia mengatakan, untuk harga kargo seperti Jakarta-Papua sudah naik, dari Rp 50ribu per kilo menjadi Rp 80 ribu per kilo. Hal ini juga memberatkan bukan hanya kostumer tapi juga maskapai.
“Sparepart kita kan distribusinya juga dari Jakarta
so its very heavy, walaupun belum ada
canceling dari semua
flight kita, kita ingin
commited into the contract, karena tidak ada subtitusi dari penerbangan yang kita lakukan,†ujarnya.
Pihaknya pernah meminta Kementerian Perhubungan untuk memberikan bantuan untuk permasalahan maskapai namun belum ada respons yang mampu mengatasi masalah yangdialaminya.
“Jadi bulan lalu saya ya karena kita sudah memohon adendum kepada Perhubungan tapi belum ada, karena berhubungan menyerahkan kepada KPA dan PPK di daerah. Mereka belum ada menjawab hanya beberapa yang sudah melakukan persetujuan adendum namun kan adendum yang satu bulan lalu sekarang berubah lagi harga avturnya,†jelasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: