"Semua itu ternodai ketika para politisi dan publik figur ikut terlibat. Semua kesenangan akhirnya berubah menjadi tuntutan. Anak-anak ini terintimidasi untuk tampil, sehingga yang tadinya apa adanya, menjadi ada apanya. Sudah tidak lagi original," kata Wakil Ketua Umum DPP Partai Garuda Teddy Gusnaidi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (26/7).
Menurut Teddy, kedatangan politisi dan publik figur itu membuat kesenangan anak muda yang didominasi dari Citayam, Depok, Bekasi, Bojonggede itu.
"Ketika para oportunis berdatangan, maka kesenangan itu terganggu. Tempat berekspresi akhirnya menjadi arena sirkus para oportunis," tutur Teddy.
"Mereka akhirnya tersingkir dengan hadirnya para oportunis. Kenapa tidak biarkan mereka berekspresi apa adanya sih?" imbuhnya menegaskan.
BERITA TERKAIT: