Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ali Wibisono: Perjalanan Nancy Pelosi Siratkan AS Akui Taiwan Sebagai Negara Berdaulat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Kamis, 04 Agustus 2022, 02:26 WIB
Ali Wibisono: Perjalanan Nancy Pelosi Siratkan AS Akui Taiwan Sebagai Negara Berdaulat
Dosen Hubungan Internasional Universitas Indonesia Ali A. Wibisono dalam diskusi dan bedah buku karya Profesor Marthen Napang berjudul "Membaca Isu-isu Global Kontemporer: Kebijakan Luar Negeri, Keamanan, Kejahatan, dan Terorisme"/Repro
rmol news logo Kunjungan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat Nancy Pelosi ke Taiwan adalah salah satu perjalanan penuh resiko di tengah ketegangan dengan China.

Begitu dikatakan Dosen Hubungan Internasional Universitas Indonesia Ali A. Wibisono dalam diskusi dan bedah buku karya Profesor Marthen Napang berjudul  "Membaca Isu-isu Global Kontemporer: Kebijakan Luar Negeri, Keamanan, Kejahatan, dan Terorisme", Rabu (3/8).

"(Perjalanan) Nancy Pelosi ke Taiwan itu sesuatu yang sangat eskalatif sebenarnya," uajr Ali Wibisono.

Sebagai pejabat lembaga tinggi negara, kata Ali, kunjungan Pelosi seolah menyiratkan AS mengakui Taiwan sebagai negara berdaulat.

Padahal, lanjutnya, China sudah berulang kali mengingatkan AS akan kunjungan ke Taiwan yang diakui sebagai wilayah negara tirai bambu.

"Dia (Pelosi) itu Ketua DPR sehingga dia hitungannya adalah pejabat, ketika dia ke Taiwan berarti dia mengakui Taiwan sebagai sebuah negara berdaulat dan itu sangat sensitif bagi China," terangnya.

Kata dia, AS bisa saja menyampaikan pada China untuk tidak mengambil tindakan yang memicu eskalasi. Tetapi, pada sisi lain, kunjungan itu seperti ada upaya memasuki ranah kebijakan dalam negeri China.

Masih kata Ali, kekhawatiran sebetulnya dari kunjungan Pelosi adalah negara yang bertetangga dengan China akan potensi ketegangan yang bisa saja memicu perang.

"Tetapi kita yang bertetangga dengan China, ini bagaimana? Kalau sampai terjadi eskalasi perangnya di wilayah kita, Amerika Serikat bisa cabut kapan aja," tandasnya.

Diskui yang dibuka pembicara kunci Direktur Keamanan Negara BIK Polri Brigjen Pol Umar Effendi juga dihadiri pembicara Dosen Kajian Terorisme SKSG UI Sapto Priyanto dan Ketua Umum Jaringan media Siber Indonesia (JMSI) Teguh Santosa. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA