Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Siti Zuhro: Kita Harus Dorong agar Jangan Cuma 2 Paslon di 2024

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Kamis, 11 Agustus 2022, 08:50 WIB
Siti Zuhro: Kita Harus Dorong agar Jangan Cuma 2 Paslon di 2024
Pakar politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro/Net
rmol news logo Publik perlu mendorong agar Pilpres 2024 memunculkan tiga pasangan capres-cawapres atau lebih. Hal itu berguna untuk mengindari polarisasi seperti pada Pilpres 2019.

Pakar politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Siti Zuhro tidak ingin Indonesia kembali terpecah dan disharmoni lantaran hanya ada 2 pasangan calon yang tampil. Sebab, jika hanya 2 paslon, maka segala cara akan dihalalkan untuk menang.

"Kita harus dorong jangan cuma dua pasangan calon, jangan bergerombol. Lebih dari tiga paslon tidak apa-apa. Biar saja berputar dulu. Karena kita tidak terbiasa head to head, keras sekali,” tegasnya kepada wartawan, Kamis (11/8).

Disinggung mengenai arah koalisi partai politik saat ini yang sudah dua koalisi terbentuk, Siti Zuhro berkeyakinan bahwa ada dua poros lagi yang bakal dibentuk dari Nasdem, PKS dan Demokrat serta PDIP yang bisa mengusung sendiri. Meskipun ada peluang parpol tersebut masuk ke KIB dan juga Gerindra - PKB.

Dia menambahkan terdapat beberapa partai yang mempunyai kemungkinan bergabung dengan KIB yakni Partai Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Demokrat. Hal itu terjadi jika mereka gagal membentuk koalisi untuk Pilpres 2024.

"Yang memang belum deklarasi kan 3 partai, Nasdem, PKS, Demokrat. PDIP memang sendiri, solo. Jadi menurut saya mungkin itu, kita tidak tahu wajah depan dan wajah belakang. Jangan-jangan Nasdem bertiga sama Demokrat dan PKS sudah ada deal begitu, cuma belum dikerucutkan. Kalaupun juga tidak terjadi, tidak ketemu komitmennya, kalaupun hijrah, mereka akan ke KIB,” katanya.

Dia menegaskan bahwa hubungan partai-partai tersebut relatif tidak ada resistensi satu sama lain.  Selain itu, penggabungan itu didukung dengan kemiripan ideologi. Beberapa partai tersebut juga punya induk yang sama seperti Golkar, Nasdem, dan Demokrat. Meski PKS agak lain, namun PKS tercatat pernah berkoalisi dengan Demokrat dan Golkar.

"Sebetulnya Nasdem dan Golkar kan satu induk, Demokrat juga. Yang tidak dengan PKS, tapi PKS kan lama juga berkoalisi dengan Demokrat dengan Golkar di era Pak SBY,” demikian Zuhro. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA