Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Syarikat Islam: Indonesia Masih Jauh dari Kemerdekaan Sejati

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Minggu, 14 Agustus 2022, 18:17 WIB
rmol news logo Jelang hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-77 tahun, Pimpinan Pusat Syarikat Islam (PP SI) memperingati momen itu dengan menyelenggarakan sarasehan kebangsaan jilid 2.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Sarasehan tersebut mengangkat tema "Menuju Kemerdekaan Sejati, Kedaulatan Ekonomi & Keadilan Sosial" yang di gelar di markas PP SI di kawasan Taman Amir Hamzah, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (14/8).

Dalam sarasehan kali ini hadir sejumlah tokoh seperti Ketua DPD RI AA LaNyalla Mattallitti, Ketua Umum Syarikat Islam Hamdan Zoelva, pakar hukum tata negara Refly Harun, pengamat politik Rocky Gerung, dan ekonom Universitas Indonesia Faisal Basri.

LaNyalla Matalitti dalam kesempatan ini, menyampaikan hasil pertemuan dengan Presiden Jokowi yakni dengan mengajak rakyat Indonesia untuk bergotong royong, sekaligus meminta Pemerintah untuk kembali kepada cita-cita bangsa yang tercantum dalam konstitusi tentang keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

"Pilihan kita berbangsa tinggal dua, yaitu tunduk pada oligarki yang kuasai sumber daya ekonomi, atau tegakkan kedaulatan rakyat sesuai amanat konstitusi," ujar LaNyalla.

Sementara di kesempatan yang sama, Ketua Umum PP Syarikat Islam Hamdan Zoelva mengungkap amanat pendiri Syarikat Islam HOS Cokroaminoto dan tokoh-tokoh bangsa tentang arti kemerdekaan sejati bangsa Indonesia.

"Kemerdekaan sejati yang landasan utama hasil pikiran para pendiri republik ini adalah hadirnya kedaulatan politik serta berdikari di bidang ekonomi untuk mencapai tujuan bernegara yaitu mencerdaskan kehidupan berbangsa," bebernya.

Hal senada di ampaikan Ferry Juliantono selaku Sekretaris Jenderal PP Syarikat Islam. Ia menjelaskan tentang ancaman krisis di tengah situasi global yang tak menentu paska Covid 19, ditambah perang Rusia vs Ukraina serta potensi perang China vs Taiwan.

"Kita akan hadapi situasi ekonomi yang makin sulit. Situasi politik di panggung global dengan perang Rusia Ukraina, potensi perang China Taiwan ini benar-benar di antisipasi," tuturnya.

Menurutnya, pemerintah Indonesia harus mengantisipasi dengan sigap terhadap potensi krisis, dan jangan sampai gagap melihat potensi guncangan ekonomi akibat ledakan perang di dunia.

"Saat ini rakyat sedang susah akibat inflasi, kenaikan harga barang, kenaikan dan kelangkaan bahan bakar minyak, kenaikan tarif dasar listrik, kelangkaan pupuk membuat rakyat benar-benar sulit yang jika salah kelola maka akan timbul ketidakstabilan politik dan ekonomi seperti berbagai negara di duni," tegas Ferry.

Lebih lanjut, Ferry menyampaikan rencana Syarikat Islam menyelenggarakan 'pengajian akbar' di lapangan Monas dalam waktu dekat ini. Agenda itu dilakukan untuk merespons berbagai isu yang di hadapi Indonesia untuk mengingatkan pemerintah agar lebih sigap menghadapi tantangan global ini

" Indonesia masih jauh dari kemerdekaan sejati sehingga Syarikat Islam akan senantiasa mengingatkan pemerintah agar benar-benar serius mewujudkan kedaulatan ekonomi dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," pungkas Ferry. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA