Pengamat politik Universitas Nasional, Andi Yusran berpendapat dengan terungkapnya kasus yang mulanya disebut aksi tembak menembak itu, mengungkap tabir tentang adanya permainan dalam penegakan hukum di tubuh Polri.
Bagi Andi Yusran, dengan terungkapnya hal ini bisa jadi menjadi pembenar bahwa selama ini modus rekayasa kasus semacam ini bukan terjadi pertama kali.
"Dimana banyak aktor perekayasa kasus, kasus Ferdy Sambo bisa jadi bukan kasus pertama dan terakhir," demikian kata Andi Yusran kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Minggu malam (14/8).
Lebih lanju, Andi menganalisa, dengan terungkapnya kasus Ferdy Sambo, harus menjadi pintu masuk pembenahan penegakan hukum di tubuh Polri. Sebab, jika hitam proses di tingkat penyidikan) maka akan hitam juga wajah keadilan di republik ini.
Doktor Ilmu Politik Universitas Padjajaran ini berpandangan, kasus Ferdy Sambo seharusnya menjadi pintu masuk bagi Polri dan Kapolri untuk bersih-bersih di lingkungan internalnya.
Analisa Andi, jika aksi bersih-bersih ini gagal, maka sulit rasanya mengharapkan keadilan bisa dipromosikan ke jenjang yang lebih tinggi.
"Keadilan tetap berwajah buram dan harganyapun semakin mahal," kata Andi.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: