Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Buka Rakernas LP Ma'arif, Waketum PBNU Sampaikan 3 Tantangan Pendidikan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Minggu, 28 Agustus 2022, 03:27 WIB
Buka Rakernas LP Ma'arif, Waketum PBNU Sampaikan 3 Tantangan Pendidikan
Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Prof Nizar Ali/Ist
rmol news logo Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif NU resmi dibuka Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Prof Nizar Ali. Ada 3 pesan penting yang disampaikan Nizar Ali dalam acara ini.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

"Dengan memohon ridha dan maunah Allah SWT, kegiatan Rapat Kerja Nasional Ma'arif NU saya nyatakan resmi dibuka dengan membaca surat Al-Fatihah, Al-Fatihah!" kata Nizar Ali di Auditorium Universitas Islam Malang (Unisma), Jalan MT Haryono, Malang, Jawa Timur, Sabtu (27/8).

Dalam sambutannya, Nizar menyampaikan bahwa dunia pendidikan menghadapi era revolusi industri dan disrupsi yang sangat memengaruhi seluruh bidang pendidikan. Guru dan murid diharapkan mampu mengikuti perkembangan zaman.

Karena itu, ia melihat ada tiga tantangan besar pendidikan di zaman sekarang. Pertama, kurikulum. Menurut Nizar, hal tersebut merupakan pegangan bekal belajar mengajar. Selama ini Indonesia mempunyai tradisi mengganti kurikulum setiap kali berganti kabinet.

Saat ini, pembelajaran menggunakan Kurikulum Merdeka Belajar.

"Kita rasakan diharapkan mampu mengubah kehidupan pendidikan," katanya.

Kurikulum, lanjutnya, perlu beradaptasi dengan bertahap dan mengikuti perkembangan zaman. Kurikulum yang diterapkan perlu membentuk siswa yang antisipatif, kritis, dana analitis dalam memecahkan masalah. Kurikulum juga perlu membentuk siswa inovatif, berkarakter, dan adaptif.

"Itu membekali anak menghadapi zaman," ujarnya.

Tantangan kedua adalah pembelajaran. Materi pelajaran yang mudah diajarkan guru mudah akan mudah diganti teknologi. Jika hanya mengajar nulis di buku tidak ada bedanya dengan internet.

"Pengajaran diatur pemerintah pusat. Pengajaran seolah manual. Padahal penuh kreativitas, inovasi, dan perubahan," ujarnya.

Oleh karena itu, Nizar menekankan harus ada perubahan paradigma mengajar guna memperkuat kompetensi murid dan guru dan berbasis sentuhan kepada hati.

Siswa diharapkan lebih banyak belajar sendiri dan lebih aktif dibanding guru. Buku memegang peran penting untuk menunjang analitis antisipatif.

"Buku mendorong anak mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi. Mampu memecahkan persoalan," jelas Gurubesar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu. "Buku kita hanya sekadar informasi. Kebanyakan buku masih tradisional."

Tantangan ketiga adalah asesmen. Pemerintah, menurutnya, terus berusaha memperbaiki asesmen guna mengetahui keberhasilan sistem belajar.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Ketua PBNU KH Fakhrurrozi, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Marzuki Mustamar, Ketua LP Ma'arif PBNU Prof Muhammad Ali Ramdhani, Rektor Unisma Prof Maskuri, Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Prof Zainuddin, dan Rektor UIN Raden Fatah Prof Nyayu Khodijah. rmol news logo article
EDITOR: AGUS DWI

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA