Begitu analisa Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah kepada
Kantor Berita Politik RMOL beberapa saat lalu di Jakarta, Kamis (1/10).
“Skema Airlangga-Anies atau Airlangga-Ganjar, kalau menakar dorongan elektabilitas. Lebih mungkin dan lebih potensial Anies Baswedan,†kata Dedi Kurnia.
Pengamat politik jebolan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini mengurai, Anies Baswedan itu memiliki basis suara yang personal. Berbeda dengan Ganjar yang memiliki basis suara pemilih mayoritas dari kader partai politik.
Artinya, elektabilitas Anies didominasi oleh pemilih-pemilih yang memang menyukai Anies Baswedan, tidak terpecah dengan faktor lain. Sementara Ganjar dominasi pemilihnya adalah kader parpol.
Sehingga, jika ada skema Airlangga-Anies atau Airlangga-Ganjar, maka Anies lebih potensial dengan Menko Perekonomian itu.
“Artinya ketika Ganjar diusung dengan Airlangga minim sekali kalau PDIP ikut terbawa. Artinya, suara-suara ada pada Ganjar besar kemungkinan akan turut hilang seiring berpisahnya Ganjar dengan PDIP,†sambungnya.
Atas dasar itu, Dedi Kurnia menyebut secara jelas akan terjadi peningkatan suara pada Airlangga ketika menggandeng Anies Baswedan.
“Dan bisa jadi terjadi stagnasi suara kalau yang dipilihnya adalah Ganjar,†tandasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: