Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Meski Sudah Bertemu, Puan Maharani Belum Tentu Direstui Megawati untuk Berpasangan dengan Prabowo

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jamaludin-akmal-1'>JAMALUDIN AKMAL</a>
LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL
  • Selasa, 06 September 2022, 07:42 WIB
Meski Sudah Bertemu, Puan Maharani Belum Tentu Direstui Megawati untuk Berpasangan dengan Prabowo
Puan Maharani saat bertemu Prabowo Subianto di Hambalang, Minggu (4/9)/Ist
rmol news logo Pertemuan antara Puan Maharani dengan Prabowo Subianto belum tentu berlanjut menjadi pasangan pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Semuanya bergantung kepada restu dari Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.

Disampaikan Direktur Eksekutif Oversight of Indonesia's Democratic Policy, Satyo Purwanto, Gerindra dan PDIP memiliki kesamaan platform dan ideologis. Mereka juga sangat dekat, bahkan Prabowo yakin partainya bisa bersinergi dengan PDIP.

"Prabowo adalah capres yang paling berpengalaman dalam pemilu sejak 2009, kemudian 2014 Prabowo berpasangan dengan Hatta Rajasa dan tahun 2019 Prabowo berpasangan dengan Sandiaga Uno," ujar Satyo kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (6/9).

Peluang koalisi PDIP-Gerindra, kata Satyo, pun sangat terbuka. Karena, gabungan kedua partai tersebut sudah lebih dari cukup untuk mengusung pasangan pada Pilpres 2024. Gabungan suara kedua partai mencapai 34 persen, melebihi batas minimal Presidential Threshold 20 persen.

Bahkan, lanjut Satyo, elektabilitas Prabowo yang selalu berada di posisi 3 besar menurut sejumlah lembaga survei, dapat menjadi sentrum koalisi jika berpasangan dengan Puan.

"Lalu pertanyaan besarnya adalah, apakah Megawati akan merestui pasangan capres tersebut? Belum tentu, meski semua parameter menunjukan poin positif," papar Satyo.

Satyo pun membeberkan dugaan apa saja pesan yang dibawa oleh Puan dalam pertemuan dengan Prabowo di Hambalang, Bogor, Jawa Barat pada Minggu kemarin (4/9).

Pertama, ujar Satyo, mungkin saja pesannya adalah menanyakan kabar soal kelanjutan koalisi dengan PKB. Kedua, bisa jadi pesannya adalah kemungkinan melanjutkan "perjanjian Batu Tulis" dengan edisi yang baru.

"Lalu yang ketiga kemungkinannya adalah undangan dari Megawati untuk Prabowo makan nasi goreng buatan Bu Megawati," pungkas Satyo. rmol news logo article
EDITOR: AGUS DWI

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA