Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Bungkam Politik Identitas di Pilpres 2024, Koalisi Pilpres Harus Lebih dari Dua

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/angga-ulung-tranggana-1'>ANGGA ULUNG TRANGGANA</a>
LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA
  • Jumat, 09 September 2022, 03:19 WIB
Bungkam Politik Identitas di Pilpres 2024, Koalisi Pilpres Harus Lebih dari Dua
Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago/RMOL
rmol news logo Saat pemilihan presiden (Pilpres) tahun 2024 mendatang, diharapkan akan muncul lebih dari dua poros koalisi. Sebab, saat Pilpres hanya ada 2 poros koalisi membuat keterbelahan di masyarakat.

Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, ia risih dengan politisi yang merasa tidak mempermasalahkan kalau kontestasi elektoral pilpres 2024 nanti hanya diikuti 2 (dua) kandidat Capres-Cawapres.

Bagi Pangi, politisi yang tidak mempermasalahkan fenomena Capres hanya diikuti dua pasang Capres, adalah mereka yang tidak mau belajar dari fakta politik masa lalu.

"Bagaimana kita merasakan dan menyaksikan langsung kerusakannya akibat “polarisasi isu” dan “politik identitas” yang menyebabkan keterbelahan publik pada pilpres 2019," demikian kata Pangi kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis malam (8/9).

Menurut Pangi, luka Pilpres 2029 masih cukup menganga dan lebar. Bahkan, di mata Pangi, puncak dari keterbelahan bisa disaksikan saat terjadi pengeroyokan terhadap Ade Armando.

Di sisi lain, Pangi melihat, selama ini elite mengatakan seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Padahal, keterbelahan itu ada dan nyata terjadi di tengah masyarakat.

Dalam pandangan Pangi, polarisasi isu dan politik identitas telah menyebabkan kerusakan yang nyata merobek “tenun kebangsaan” pada pilpres 2019.

Atas dasar itulah, sebagai bangsa yang kuat, tidak boleh ada lagi tempat atau ruang untuk membuka kotak pandora politik identitas dengan polarisasi isu yang merusak persatuan dan kesatuan bangsa.

"Karena kerusakannya begitu nyata dan dampaknya terlalu besar, polarisasi dan politik identitas tidak boleh terulang kembali," pungkas Pangi.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA