Pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menuturkan, demonstrasi yang terjadi di sejumlah daerah ini merupakan bentuk perlawanan rakyat terhadap pemerintah.
"Suka tidak suka, senang tidak senang konsekuensi kenaikan BBM itu banyaknya perlawanan dari rakyat, terutama dari mahasiswa sebagai penyambung suara rakyat untuk melakukan demonstrasi,†kata Ujang kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (9/9).
Sikap diam pemerintah atas berbagai penolakan kenaikan BBM ini pun dinilai akan memengaruhi kedudukan Indonesia sebagai tuan rumah G20 di mata dunia.
"Kalau ini skalanya terus membesar dan masif di daerah, apalagi terjadi keributan, tentu tidak bagus untuk citra Indonesia sebagai panitia hajatan G20,†katanya.
Harga minyak dunia yang cenderung turun harus dijadikan sandaran bagi Indonesia dalam menurunkan harga BBM. Selain itu, untuk meredam emosi rakyat yang kian memanas.
"Di tengah harga minyak dunia turun kan mestinya tidak naik (BBM dalam negeri), cari alternatif lain. Itulah kalau kondisinya BBM sudah dinaikkan dan mendapatkan perlawanan dari mahasiswa,†tutupnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: