Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Indonesia Butuh Investor Masuk, Wajar Menko Airlangga Hadiri Pertemuan IPEF di AS

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Minggu, 11 September 2022, 10:27 WIB
Indonesia Butuh Investor Masuk, Wajar Menko Airlangga Hadiri Pertemuan IPEF di AS
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto/Net
rmol news logo Kehadiran Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto di Amerika Serikat di Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) Indo-Pasific Economic Framework (IPEF) dinilai sebagai langkah yang baik. Langkah ini penting untuk mendorong investor Amerika masuk ke Indonesia.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan upaya pemerintah untuk menarik investasi dan mempromosikan potensi kerja sama ekonomi adalah kewajaran yang patut dilakukan.

"Saya kira apa yang disampaikan oleh Pak Menko adalah sebuah kewajaran. Semua pejabat apalagi Menko Perekonomian memang harus menyampaikan ajakan itu,” ujar Piter kepada wartawan, Minggu (11/9).
 
Menurutnya, Indonesia membutuhkan modal asing masuk untuk memajukan perekonomian dalam negeri, sebagaimana negara-negara lain.

Piter menegaskan, tidak ada negara di dunia ini bisa maju tanpa adanya modal asing. Bahwa upaya pemerintah itu sangat relevan dengan kondisi Indonesia yang tengah berupaya memulihkan diri usai pandemi Covid-19 dan memajukan perekonomian.

"Indonesia saat ini yang membutuhkan modal asing untuk memacu pertumbuhan ekonomi sekaligus menciptakan lapangan kerja, sehingga bisa menurunkan angka kemiskinan," ujarnya.
 
Selain berupaya mencari investor, Menko Perekonomian Airlangga juga mempromosikan omnibus law UU Cipta Kerja sebagai upaya Indonesia mendorong reformasi struktural dan meminta dukungan AS terkait masalah pangan terutama impor kedelai dari AS.

Terkait hal itu, Piter mengatakan ketidakstabilan kondisi global sangat berpengaruh terhadap pasokan pangan. Di sisi lain, Indonesia masih melakukan impor kedelai untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, sehingga kestabilan impor kedelai sangat berpengaruh terhadap harga pangan di dalam negeri.
 
"Saya kira juga sangat strategis di tengah kondisi gejolak harga pangan saat ini. Pemerintah harus memastikan impor pangan kedelai tidak terganggu, sehingga pasokan kedelai di dalam negeri tercukupi dan harga pangan yang menggunakan kedelai bisa stabil,” demikian Piter. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA