Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Sebelum Undang Investor, Perbaiki Dulu Iklim Investasinya

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Selasa, 13 September 2022, 09:22 WIB
Sebelum Undang Investor, Perbaiki Dulu Iklim Investasinya
Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Ahmad Heri Firdaus/Net
rmol news logo Upaya promosi yang dilakukan pemerintah untuk menarik investasi ke dalam negeri harus diimbangi dengan perbaikan kondisi di dalam negeri. Jangan sampai investor yang diajak untuk menanamkan modalnya akhirnya balik kanan saat melihat iklim investasi di tanah air yang kurang bagus.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Modal pemerintah dalam menarik minat investor di antaranya ekonomi Indonesia yang berpeluang tumbuh 4,5-5,3 pada 2022 ini, tren kenaikan konsumsi, bertambahnya laju arus investasi yang masuk Indonesia, hingga surplus neraca dagang yang masih berlanjut.

Dituturkan peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Ahmad Heri Firdaus, upaya promosi investasi memang selayaknya dilakukan pemerintah. Meski demikian, pemerintah diminta tidak hanya fokus melakukan promosi, tetapi juga memperbaiki iklim investasi di dalam negeri.

"Upaya-upaya untuk menarik investasi memang perlu diupayakan baik promosi investasi ataupun memperbaiki iklim investasinya di dalam negeri. Jadi yang dilakukan adalah upaya jemput bola untuk menarik investor. Tapi jangan sampai dilupakan bagaimana perbaikan di sisi dalam negeri," kata Heri kepada wartawan, Selasa (13/9).

Heri mewanti-wanti jangan sampai investor yang masuk di Indonesia mendapati iklim investasi yang kurang bersahabat.

"Kalau mereka kita undang masuk Indonesia, tapi ternyata begitu calon investor melihat iklim investasi kurang bersahabat kan sayang. Nanti dia enggak jadi. Disangkanya kita PHP (pemberi harapan palsu)," ujarnya.

Menurutnya, setiap investor pasti akan melakukan kajian sebelum memutuskan berinvestasi. Mereka akan membandingkan antara negara satu dengan negara lain, lalu memilih negara yang lebih mendukung investasi mereka.

Oleh sebab itu, kondisi tersebut harus dimitigasi dan diwaspadai oleh pemerintah, agar citra investasi Indonesia tidak jeblok di mata investor.

"Ada upaya untuk memperbaiki iklim secara menyeluruh di berbagai aspek, baik di sisi perizinan kemudian juga fasilitas yang lain. Karena mereka, calon investor, membandingkan dengan negara lain. Jangan sampai ketika investor membandingkan, kita yang dapat jelek-jeleknya doang," jelasnya.

Heri menambahkan, masuknya investasi juga akan membuat Indonesia mengalami surplus perdagangan. Hal itu dimungkinkan ketika investasi yang masuk bergerak di bidang industri hilir. Sehingga barang ekspor Indonesia tidak berupa barang mentah, tetapi barang jadi atau setengah jadi yang punya nilai jual lebih tinggi.

"Ya kalau surplus perdagangan kita, kan selama ini ditopang oleh komoditas. Nah, kalau misalnya ekspor kita ingin beralih ke barang-barang yang bernilai tambah tinggi, yang lebih hilir. Itu relevan dengan upaya mengundang investor," pungkasnya. rmol news logo article
EDITOR: AGUS DWI

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA