Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Mengerti Teritori, Jenderal Andika juga Dianggap Mampu Cegah Polarisasi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Sabtu, 24 September 2022, 15:17 WIB
Mengerti Teritori, Jenderal Andika juga Dianggap Mampu Cegah Polarisasi
Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa/Net
rmol news logo Munculnya nama Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa sebagai salah satu tokoh yang berpengaruh di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) menuai spekulasi politik soal peluang menantu AM Hendropriyono itu menjadi calon presiden pada Pemilu 2024 mendatang

Menanggapi hal itu, Direktur Pusat Data Riset (Pusdari) Dr. Amsori mengatakan, sosok Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa memiliki citra positif di mata publik yang mengantarkan dirinya sebagai tokoh yang bakal diperhitungkan sebagai kandidat potensial pada Pilpres 2024.

Menurut Amsori, konstalasi politik ke depan dibayangi oleh ancaman polarisasi bangsa yang ekatrim, apalagi akhir-akhir ini muncul ancaman propaganda komputasional dari para hacker yang mengancam keamanan negara.

Pada titik itu, kata Amsori, pemimpin Indonesia ke depan tidak hanya cukup diukur dari tingkat elektabilitasnya saja, tetapi figur nahkoda yang paham geo politik dan teritori negaranya.

“Anies dan Ganjar adalah wajah baru dari kalangan sipil sementara Prabowo adalah wajah lama dari kalangan militer. Indonesia adalah negara maritim yang sangat luas wilayahnya, tentu ke depan harus hadir sosok pemimpin yang benar-benar memahami teritorial negaranya,” ujar Amsori, Sabtu (24/9).

Tak hanya itu, Indonesia dihadapkan dengan persoalan residu hasil pilpres 2014 dan 2019 yang membuat masyarakat terbelah sehingga mudah ditunggangi oleh kelompok-kelompok yang sengaja ingin mengganti ideologi bangsa Indonesia.

“Apalagi Indonesia lagi diserang penyakit akut yang terus menggerogoti badan bumi Pertiwi. Penyakit itu makin melebar setelah terjadi polarisasi dari 2014 - sampai sekarang,” jelasnya.

“Ancaman yang paling berbahaya adalah bubarnya suatu negara. Isu radikal, pergantian ideologi Pancasila, kemerdekaan diri(keluar) dari Indonesia. Penyakit (akut) itu makin hari semakin menganga dan membesar,” imbuh Amsori.

Oleh karena itu, Doktor Ilmu Politik dari Universitas Nasional (Unas) itu mengatakan dari beberapa problem yang ada tersebut Indonesia membutuhkan sosok seperti Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa yang akan mulai memasuki masa pensiun pada Desember 2022 mendatang.

“Jika berkaca dari persoalan bangsa ini, kita harus menghadirkan sosok yang benar-benar mampu menjaga kedaulatan bangsa ini. Harapan itu ada pada diri Jendral Andika perkasa,” kata Amsori.

Selain itu, lanjut Amsori, beberapa hasil survei menunjukkan mayoritas masyarakat membutuhkan pemimpin yang tegas, wibawa dan kharismatik.

“Selain wajah baru dari kalangan militer, Jendral Andika adalah sosok yang di cari oleh kalangan masyarakat Indonesia pada umumnya. Di benak masyarakat Indonesia pada umumnya selalu menginginkan presiden tegas, wibawa dan kharismatik . Tentu 3 hal itu melekat erat pada diri Andika,” bebernya.

Lebih lanjut, Amsori menyebut bahwa satu hal yang disayangkan dari sosok Jenderal Andika ialah belum memiliki dukungan dari partai politik. Kocok nama presiden sepenuhnya berada di kendali elit oligarki.

“Apalagi dengan persyaratan harus ada dukungan 20 persen parlemen Threshold. Hal ini lah yang membuat elit oligarki mampu memperdaya para punggawa partai politik untuk berkumpul dan berbaris di bawah telunjuk oligarki,” jelasnya.

Tetapi kata Amsori Jika saja partai politik berani keluar dari cengkraman oligarki dan berani mengusung Andika perkasa menjadi calon presiden yang ditawarkan kepada masyarakat tentunya itu menjadi pilihan yang layak diapresiasi.

“Maka ke depan hari-hari Indonesia akan menjadi "sesuatu" yang luar biasa dan sulit di ungkapan dengan kata-kata tapi dapat di rasakan kebahagiaan oleh masyarakatnya,” demikian Amsori. rmol news logo article
EDITOR: IDHAM ANHARI

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA