Pria yang karib disapa Gus Ipul itu menjelaskan bahwa K-Sarbumusi punya tuga memperkuat barisan, melakukan komunikasi dan pendidikan yang baik. Dengan konsolidasi kedalam, Sarbumusi akan mampu memahami situasi dengan lebih utuh.
"Mendefinisikan keadaan lebih baik, dan juga mengambil Langkah-langkah yang terbaik, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama. Ada situasi ke depan yang harus kita konsolidasikan untuk menghadapinya, khusus di dunia perburuhan,†kata Gus Ipul dalam sambutannya di Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (27/9).
Menurut Walikota Pasuruan Jawa Timur ini, di setiap kesempitan pasti ada kesempatan. Oleh sebab itu, ia mengajak para buruh berpikir tidak hanya jadi buruh, sekali-kali berpikir sebagai pemilik.
“Karena dunia modern memungkinkan semua sekarang ini menjadi owner atau pemilik. Kalau buruh hanya pekerja,†ujarnya.
Gus Ipul juga menyarankan para buruh Sarbumusi untuk dapat membeli saham-saham yang bisa membawa keuntungan bagi para buruh Sarbumusi.
Dengan model seperti itu, Gus Ipul meyakini anggota Sarbumusi bisa jadi
owner dari sebuah pabrik atau
company yang memastikan anggotanya mendapatkan keuntungan lebih besar.
Secara khusus ia meminta seluruh anggota Sarbumusi untuk mengubah cara berpikir (
mindset) tidak hanya sebagai buruh. Apalagi, situasi ekonomi saat ini sedang tidak menentu.
“Intinya, mari kita merubah cara berpikir para buruh Sarbumusi. Mari kita merubah cara berpikir kita. Sekarang model-model usaha itu yang model kolaborasi. Mari kita berpikir juga sebagai pemilik, sebagai
owner,†tegas Gus Ipul.
Sementara itu, dalam Kongres bertema "Bergerak menyambut dunia baru ketenagakerjaan itu, Presiden K-Sarbumusi Syaiful Bahri Anshori (SBA) menyampaikan bahwa keanggotaan organisasi yang ia pimpin saat ini berjumlah 400 ribu dengan simpatisan berjumlah 25 juta.
Politisi PKB ini menyerukan kepada para buruh yang hadir bahwa, jika Sarbumusi jaya, maka buruh sejahtera.
Selain itu, SBA juga mengingatkanada tiga tantangan yang dampaknya sangat terasa dan belum selesai hingga saat ini. Ketiga hal itu adalah Covid-19,
climate change, dan
conflict. "Sebenarnya Covid-19 ini bahasa biasa dalam kehidipan kita sehari-hari. Nenek moyang kita menyebutnya pagebluk. Namun dampaknya luar biasa kita rasakan sekarang. Kedua,
climate change atau perubahan iklim.
conflict. Contohnya konflik Rusia-Ukraina dengan kroninya masing-masing,†tegas Syaiful Bahri dalam sambutannya.
Dalam Kongres Akbar ke-6 Sarbumusi dihadiri oleh Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak perwakilan PWNU Jawa Timur, KH Misbahul Munir; Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Kementerian Ketenagakerjaan, Haiyani Rumondang Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdhor Ali; Perwakiilan PBJS Ketenagakerjaan, Yayat Ruhiyat; serta para Ketua-ketua Serikat Pekerja.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: