Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Cuitan Pengamat Asing Bikin Medsos Riuh, Netizen: Masyarakat Buton Hanya Ingin Menyambut Presiden Jokowi, Tidak Ada yang Minta Uang

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Jumat, 30 September 2022, 08:48 WIB
Cuitan Pengamat Asing Bikin Medsos Riuh, Netizen: Masyarakat Buton Hanya Ingin Menyambut Presiden Jokowi, Tidak Ada yang Minta Uang
Cuitan Max Walden/Repro
rmol news logo Seorang pengamat asing ikut mengomentari kegiatan pembagian dana bantuan yang dilakukan Presiden Joko Widodo baru-baru ini.

Dalam sebuah cuitan, Max Walden, editor di lembaga Election Watch, menyoroti aksi bagi-bagi sembako dan uang tunai yang dilakukan Jokowi saat berkunjung ke Pasar Rakyat Bandar Batauga, Buton pada Selasa (27/9).

"Jumlah amplop uang tunai yang luar biasa yang dibagikan untuk seorang pria yang tidak memenuhi syarat untuk pemilihan ulang," cuitnya merespon unggahan akun resmi Presiden Jokowi.

Dalam unggahannya, Jokowi terlihat membagikan amplop berisi dana bantuan senilai Rp 1.200.000 yang ia sebut sebagai bantuan presiden.

Dana tersebut merupakan bantuan modal kerja (BMK) yang ditujukan untuk para pedagang kaki lima (PKL) dan pedagang pasar di Pasar Rakyat Bandar Batauga, Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi Tenggara.

"Ini bantuan Presiden, isinya 1.200.000," kata Jokowi disambut tepuk tangan para pedagang.

Cuitan Walden yang disukai lebih dari 3.000 dan diretweet lebih dari seribu kali itu, mendapat beragam tanggapan dari warganet.  Di antara mereka banyak yang mengaitkannya dengan isu bahwa Jokowi akan mencalonkan diri untuk ketiga kalinya sebagai presiden.

Ada juga yang berpendapat bahwa cuitan Walden adalah sebuah sarkasme.

Salah satu akun bahkan menjawab cuitan Walden dengan memposting video di mana Jokowi pernah mengatakan bahwa ia tidak menyukai apa yang disebut Bantuan Tunai.

"Kalau bisa bantuan diberikan untuk usaha produktif. Dari dulu saya nggak setuju dengan BLT," kata Jokowi dalam video itu..  

Akun bernama Maryam ikut menanggapi, "Saya sangat iri dengan para sarjana atau non-Indonesia, mereka dapat melihat hal seperti itu hanya sebagai fenomena politik yang nyata. Sementara saya sebagai warga negara Indonesia merasa sakit hati dan malu melihat hal ini."

Pada Selasa, masyarakat Buton nampak gempita menyambut kehadiran presiden mereka. Ratusan orang berkerumun berebut ingin melihat dan menyalami Jokowi. Kegembiraan nampak di wajah mereka bisa menyaksikan langsung kehadiran sang presiden.  Kegembiraan itu semakin lengkap saat Presiden membagi-bagikan amplop.

Fenomena itu dikritik pemilik akun Lubis di kolom komentar Walden. Menurutnya, masyarakat kecil telah diperdaya.

"Hal yang seperti ini adalah target para calon politisi di 2024, golongan masyarakat yang rendah edukasinya, dan gampang diperdaya oleh sejumlah uang," kata akun Lubis.

Komentar Lubis itu kemudian mendapat balasan menohok dari akun Wakatobist. Masyarakat Buton mungkin tidak tahu bahwa Jokowi hadir dengan sejumlah uang yang akan dibagi-bagikan.  Sama halnya dengan masyarakat di pedesaan lain, kehadiran orang nomor satu akan menyita perhatian mereka karena hal itu jarang terjadi, dan antutiasme itu ditunjukan dengan kerelaan mereka berdesak-desakan.

"Terlepas dari kritik; sebagai bagian dari orang Buton, kata ini sangat kasar. Mereka hanya ingin menyambut presiden karena hal itu sangat jarang terjadi. Tidak ada yang meminta uang," kata akun Wakatobist.  rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA