Hal itu ditegaskan anggota Komisi I DPR RI, Fadli Zon, usai penutupan forum P20 di Gedung Nusantara, Komplek Parlemen, Senayan, Jumat (7/10).
“Cukup banyak kesepakatannya mungkin nanti dirilis ya biar lebih jelas. Kesepakatan-kesepakatan yang dicapai cukup banyak, tapi ada yang tidak disepakati terkait dengan perang Rusia dan Ukraina,” ucap Fadli Zon.
Dia menambahkan, dalam forum internasional yang berlangsung selama tiga hari tersebut terdapat pernyataan sejumlah negara Uni Eropa termasuk Inggris yang menginginkan adanya kecaman keras terhadap pihak Rusia.
Namun, di sisi lain pihak Rusia telah menentang kecaman yang dilakukan Uni Eropa yang dikaitkan dengan sejarah 2014 lalu.
“Dan soal referendum itu kehendak dari masyarakat. Jadi ada dua pandangan yang
totally different atau ekstrem,” imbuhnya.
Bagi Indonesia sendiri, lanjut Fadli Zon, standing point dalam konflik dua negara tersebut bebas aktif dan menghargai hukum internasional yang berlaku.
“Kita kan menganut politik bebas aktif, kita menghargai hukum internasional tentu saja, UN. Tapi kita sebenarnya ingin menjadi
bridge builder. Kita ingin menjadi jembatan, ingin memfasilitasi, tapi kelihatannya belum ketemu,” ujarnya.
“Dari pihak Rusia ingin menawarkan langsung kan kemarin. ayo mumpung kita duduk kenapa kita enggak bicara. tapi kelihatannya belum bisa dari pihak Ukraina maupun Uni Eropa,” demikian Fadli Zon.
BERITA TERKAIT: