Demikian disampaikan Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Gerindra Habiburokhman dalam keterangannya, Rabu (12/10).
"Kami melihat hal tersebut sebagai langkah positif, Kapolri bertindak responsif terkait penanganan tragedi Kanjuruhan," kata Habib kepada wartawan, Rabu (12/10).
Habiburrokhman mengatakan, kinerja Irjen Nico memimpin Polda Jatim selama ini memang tak ada masalah. Namun, kata dia, Irjen Nico harus tanggung jawab secara moral karena banyak korban jiwa dalam tragedi usai pertandingan Arema FC vs Persebaya
"Dalam tragedi Kanjuruhanpun sebenarnya beliau tidak terlibat secara langsung di lapangan. Tapi banyaknya korban jiwa membuat Pak Nico harus menerima konsekwensi tanggung jawab secara moral," katanya.
Lebih lanjut, Waketum Gerindra itu menyebut langkah mutasi Irjen Nico penting dilakukan Kapolri karena besarnya desakan masyarakat. Menurutnya, Polri akan lebih mudah mengusut tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 132 orang tersebut.
"Langkah mutasi Pak Nico ini penting karena besarnya desakan masyarakat, dengan demikian kepercayaan kepada Polri bisa meningkat dan akan lebih mudah mengusut tragedi itu," katanya.
Kapolri mencopot Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta setelah sepekan lebih tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, yang menewaskan seratus orang lebih. Ia dimutasi menjadi Staf Ahli Bidang Sosbud Kapolri.
Posisi Nico digantikan oleh Kapolda Sumatera Barat Irjen Teddy Minahasa.
Kapolri lebih dahulu mencopot Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat buntut tragedi Kanjuruhan. Posisinya digantikan oleh Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok AKBP Putu Kholis Aryana.
Selain itu, sembilan komandan Brimob juga telah dinonaktifkan. Polri juga telah menetapkan enam tersangka tragedi Kanjuruhan.
Tiga tersangka merupakan anggota Polri, dan tiga lainnya terkait dengan panitia pertandingan Arema FC vs Persebaya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: