Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

BPH Migas Pastikan Kualitas Pertalite Masih Sama Sejak Setahun Lalu

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Kamis, 13 Oktober 2022, 16:19 WIB
BPH Migas Pastikan Kualitas Pertalite Masih Sama Sejak Setahun Lalu
Forum Monitor bertajuk "Pengaturan BBM Subsisdi Untuk Keadilan Masyarakat Sudah Tepatkah?"/Net
rmol news logo Isu kualitas Pertalite turun sejak masyarakat menerima kenaikan harga yang diputuskan pemerintah pada awal September 2022 lalu turut dilakukan penelusuran oleh Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas).

Anggota Komite BPH Migas, Saleh Abdurrahman menjelaskan, pihaknya telah melakukan pengecekan langsung ke kilang Pertamina yang memproduksi satu-satunya jenis BBM bersubsidi.

"Kita sudah mengecek ke Pertamina juga, dan kualitas di kilang, dan kualitas produk yang dijual di Indonesia itu tetap sama," ujar Saleh dalam diskusi Forum Monitor bertajuk "Pengaturan BBM Subsisdi Untuk Keadilan Masyarakat Sudah Tepatkah?" yang digelar virtual dari kawasan Jakarta Selatan, Kamis (13/10).

Hasil pengecekan BPH Migas, lanjut Saleh, sesuai dengan klarifikasi sebelumnya telah disampaikan pihak Pertamina yang menyatakan kualitas Pertalite tak pernah berubah.

"Sudah diklarifikasi oleh pertamina sebenarnya dan sudah clear, bahwa kualitas Pertalite yang dijual setahun lalu, 6 bulan lalu, hari ini itu sama," sambungnya.

Lagipula, ditegaskan Saleh, Pertamina sebagai perusahaan plat merah yang bertugas memproduksi minyak harus mengikuti standar spesifikasi yang sudah ditentukan pemerintah.

"Prinsipnya, tidak mungkin Pertamina mengeluarkan produk yang tidak sesuai ketentuan. Itu sudah diatur di Keputusan Dirjen Migas tentang Standar Kualitas Jenis-jenis BBM yang boleh beredar di Indonesia," ucapnya.

Maka dari itu, apabila muncul isu yang menyebutkan bahwa konsumen Pertamina yang membeli Pertalite untuk kendaraan bermotornya, dan setelah dipakai dirasa cepat habis, hanya karena sugesti kenaikan harga yang kini berlaku Rp 10.000 per liter.

"Kalau kemarin kita ngisi seratus ribu dapatnya lebih banyak, tapi ketika harganya jadi Rp 10 ribu dapatnya lebih kecil, ya mungkin itu karena perbedaan harga itu," tuturnya.

"Dan kalau cepat habis itu standar pengujiannya bagaimana," demikian Saleh menegaskan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA