Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kenang Pesan Sabam Sirait, Adian Napitupulu: Tugas yang Muda Harus Turun ke Bawah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Jumat, 14 Oktober 2022, 09:20 WIB
Kenang Pesan Sabam Sirait, Adian Napitupulu: Tugas yang Muda Harus Turun ke Bawah
Diskusi bertajuk “Mempertahankan Demokrasi Pancasila di NKRI” yang digelar di Aula Gedung Joang/Net
rmol news logo Pancasila selama 77 tahun telah terbukti ampuh dalam menjaga keutuhan Indonesia. Artinya, Pancasila merupakan ideologi terbaik bagi bumi pertiwi.

Begitu jelas anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan dalam diskusi bertajuk “Mempertahankan Demokrasi Pancasila di NKRI” yang digelar di Aula Gedung Joang Jakarta, Kamis (13/10). Acara ini sekaligus menjadi momentum untuk mengenang wafatnya politisi senior PDIP Sabam Sirait.

“Menurut saya mempercayai ideologi bangsa ini harus mampu menjadikan Pancasila sebagai jawaban. Menjawab semua persoalan seperti mengentaskan kemiskinan, kesenjangan sosial, dan lain-lain,” tegasnya.

Lebih lanjut, Adian teringat pesan dari Sabam Sirait yang mengajarkan bahwa jawaban dari persoalan rakyat akan lebih mudah didapat jika sering mendengar dan turun ke bawah. Jika terlalu banyak membaca buku, maka seorang anak muda akan lebih cepat tua sebelum waktunya. Untuk itu, anak muda juga harus berpartisipasi aktif dengan mendekatkan diri ke rakyat.

“Tugas kamu yang muda-muda ini harus turun ke bawah,” kenang Adian.

Pesan Sabam, sambungnya, terbukti dapat memberi kualitas pemikiran untuk sumbangsih membantu rakyat. Adian yakin, kalau mencoba teori sosial maka jawabannya ada di masyarakat saat turun ke bawah.

Sementara itu, anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Sidarto Danusubroto yang turut hadir sebagai pembicara mengurai bahwa Sabam Sirait adalah tokoh demokrasi yang sangat mencintai Indonesia. Sabam, sambungnya, telah memberikan banyak sumbangsih bagi bangsa dan negara selama pengabdiannya.

"Selama hidupnya, telah banyak gagasan dan pemikiran yang disumbangkan bagi bangsa dan negaranya, terutama yang terkait dengan nasionalisme, kebinnekaan, dan keutuhan NKRI," tegasnya.

"Saya mengenal beliau sejak lama, namun interaksi kami semakin intens ketika saya masuk menjadi kader PDI Perjuangan pada tahun 1998. Beliau adalah salah satu tokoh fusi (pendiri) partai pada 10 Januari 1973 dan menjadi Sekjen PDI selama tiga periode," sambung Sidarto.

Turut hadir dalam diskusi ini, aktivis Bursah Zarnubi, Ketua Umum Perhimpunan Mahasiswa Katolik RI (PMKRI) Tri Natalia Utara, dan Ketua Umum Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Muhammad Abdullah Syukri. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA