Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kurs Rupiah Diramal Bisa Tembus hingga Rp 20 Ribu Akibat Resesi, Jokowi Disarankan Mepet ADB

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Senin, 24 Oktober 2022, 15:54 WIB
Kurs Rupiah Diramal Bisa Tembus hingga Rp 20 Ribu Akibat Resesi, Jokowi Disarankan Mepet ADB
Managing Director Political Economic and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan/net
rmol news logo Nilai tukar atau kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berangsur anjlok karena kenaikan suku bunga The FED yang terpengaruh kondisi perekonomian global terjadi resesi.

Imbas dari kebijakan ekonomi negeri Paman sam tersebut diramal tak sesuai dengan asumsi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang dituangkan ke dalam Anggaran Pendapatan dan belanja Negara (APBN) Tahun 2022.

Managing Director Political Economic and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan memprediksi, kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ke depan akan semakin merosot dari yang sekarang sudah berada di angka hampir 16 ribu per dolar Amerika Serikat, mengingat kondisi perekonomian global yang tak menentu.

"Kalau rupiah bisa sampai Rp 17 ribu, Rp 18 ribu, Rp 20 ribu itu akan terjadi chaos," ujar Anthony kepada wartawan, Senin (24/10).

Dia menyarankan pemerintah Indonesia untuk menahan laju inflasi yang bisa dipengaruhi oleh lonjakankurs rupaih terhadap dolar Amerika Serikat ini.

Cara praktis untuk menjaga laju inflasi, lanjut Anthony, adalah dengan memperoleh bantuan dari luar negeri untuk menjaga nilai tukar rupiah bisa tertahan di bawah Rp 15 ribu per dolar Amerika Serikat.

"Kalau itu tidak terjadi, kita akan seperti Sri Lanka, seperti Argentina, seperti Turki dengan mata uangnya begitu melemah," kata Anthony.

"Jadi ini masalah utama, bahwa bagaimana kita bisa mempertahankan ekonomi ini, semua ekonomi, krisis ekonomi yang berawal dari nilai tukar," tambahnya.

Di samping itu, Anthony menyebutkan faktor lain yang bisa membuat Indonesia masuk ke dalam lubang resesi adalah mandeknya investasi asing, meski hal tersebut tidak selalu menjawab tantangan resesi yang terjadi saat ini.

"Di luar negeri masih terjadi resesi, tidak ada uang mengalir ke sini (Indonesia)," kata dia.

Maka dari itu, Anthony mendorong Presiden Joko Widodo untuk melakukan pendekatan untuk bisa memperoleh aliran dana dari Asian Development Bank (ADB).

"Yang bisa membantu adalah itu multilateral salah satunya Asian Develepment Bank, nah itu yang bisa membantu untuk memberikan pinjaman," tutupnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA