Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pidato di Roma, Din Syamsuddin: Saatnya Umat Lintas Agama Bekerja Sama Membangun Peradaban Baru Pasca Pandemi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Selasa, 25 Oktober 2022, 22:51 WIB
Pidato di Roma, Din Syamsuddin: Saatnya Umat Lintas Agama Bekerja Sama Membangun Peradaban Baru Pasca Pandemi
Din Syamsuddin saat berpidato di Konperensi Internasional Komunitas Sant'Egidio di Roma, Selasa (25/10)/Ist
rmol news logo Sudah tiba saatnya umat lintas agama di seluruh dunia untuk bekerja sama membangun peradaban dunia baru pasca pandemi Covid-19.

Begitu pesan Ketua Centre for Dialogue and Cooperation among Civilizations (CDCC) Prof. Dr. Din Syamsuddin dalam pidatonya pada Konperensi Internasional Komunitas Sant'Egidio di Roma, Selasa (25/10).

“Saatnya umat lintas agama bekerja sama membangun peradaban baru pasca pandemi,” ucap Din Syamsuddin.

Pada awal pidatonya pada sesi tentang pelajaran dari pandemi (Lessons from the Pandemic), Din Syamsuddin mengatakan bahwa pandemi adalah bentuk musibah yang merupakan takdir Ilahi tapi merupakan akibat ulah insani.

Sambil mengutip ayat al-Qur'an Surah Ar-Rum Ayat 41 bahwa "telah nyata kerusakan di darat dan di laut akibat perbuatan manusia, maka Allah SWT akan merasakan sedikit dari apa yg mereka perbuatkan agar mereka kembali".

Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu menegaskan bahwa Pandemi Covid-19 adalah kejadian luar biasa yang perlu dijadikan pelajaran.

Untuk itu, menurut Din Syamsuddin, umat berbagai agama harus mengambil hikmah dari musibah, yaitu membangun solidaritas atas dasar persaudaraan kemanusiaan.

“Kolaborasi lintas agama adalah suatu kemustian,” ujar Chairman of World Peace Forum (Forum Perdamaian Dunia) ini.

Sebab, kata Guru Besar Politik Islam Global FISIP UIN Jakarta ini, tidak ada satu kelompok agama yg bisa mengatasi masalah sendiri, tapi harus dalam bentuk kerja sama.

Kolaborasi lintas agama, kata dia, tidak berarti mencampuradukkan keyakinan agama-agama, tapi kolaborasi mengambil bentuk kerja sama kemanusiaan.

“Sejatinya, agama diturunkan untuk umat manusia dan kemanusiaan,” tutur Din Syamsuddin.

Di sisi lain, Din Syamsuddin menyebut kolaborasi lintas agama bukanlah hal baru. Umat berbagai agama sudah banyak bekerja sama, seperti di Indonesia Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMC) sudah sering bekerja sama dengan Catholic Relief Service, World Vision (Protestan), Buddha Tzechi, dll, khususnya dalam penanggulangi bencana alam.

“Kini saatnya, umat berbagai agama perlu mengembangkan kerja sama dalam menanggulangi akibat pandemi, dan membangun peradaban dunia baru pasca pandemi,” ujarnya.

Konferensi tahunan ini mengangkat tema The Cry for Peace/Il Grido della Pace (Jeritan untuk Perdamaian) dihadiri 300 peserta dari berbagai agama dari banyak negara, dan ribuan pengembira anggoat Komunitas Sant'Egidio dari berbagai negara. Dari Indonesia ikut hadir Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Dr. Marsudi Masyhudi.

Pada Upacara Pembukaan yg berlangsung di La Nuvola atau Rome Convention Centre turut hadir Presiden Italia Sergio Mattarella, dan Presiden Perancis Emmanuel Macron, serta Sekjen Liga Muslim Sedunia Dr. Muhammad Abdul Karim Al-Isa. Kedua Presiden pun sama menyatakan bahwa agama sangat diperlukan pada masa sekarang ini, khususnya pada masa pasca pandemi. rmol news logo article

EDITOR: IDHAM ANHARI

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA