Pasalnya, sebelum Erick Thohir menyatakan Presiden pasti “orang Jawaâ€, Menko Marvest Luhut Binsar Pandjaitan juga pernah menyatakan hal serupa. Luhut menyebut orang-orang dari luar Jawa harus sadar diri jika berpikiran untuk maju sebagai presiden karena dinilainya mustahil.
Menanggapi hal itu, Deputi Balitbang DPP Partai Demokrat Syahrial Nasution menilai, Erick Thohir terlalu tendensius dan cenderung primordialis. Bahkan pernyataan Erick bisa masuk kategori politik identitas.
Namun, Syahrial menyebut jika itu pemikiran Erick, sepenuhnya hak dia untuk berpendapat.
“Saya kira, itu haknya Pak Erick Thohir. Mungkin pemahaman dia soal politik kebangsaan dan masa depan Indonesia cuma sebatas sampai disitu. Tidak perlu dipaksakan Pak Erick harus memahami hal-hal yang beliau sendiri tidak bersedia untuk membuka pikirannya,†kata Syahrial kepada
Kantor Berita Politik RMOL beberapa saat lalu, Rabu (26/10).
“Seperti halnya cara beliau mengejar popularitas dengan memanfaatkan jabatan sebagai Menneg BUMN dan segala fasilitasnya. Kreativitasnya dalam berpolitik ya memang sampai disitu. Bukan dalam sebuah aktivitas menciptakan prestasi yang spektakuler untuk negara dan diakui oleh rakyat,†sindirnya.
Hanya saja, menurut Politikus Demokrat ini, dirinya tidak heran dengan pemikiran Erick yang kerdil mengenai politik kebangsaan dan masa depan Indonesia. Mengingat, Erick banyak menghabiskan waktunya di luar negeri.
“Jadi, ya wajar saja sudut pandangnya soal negara pun demikian. Erick Thohir yang hidupnya dibesarkan di negara liberal di AS pun menjadi kerdil ketika dihadapkan pada pencampaian ambisi. Menjadi primordialis dan membenamkan diri dalam gelombang politik identitas,†pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir berbicara soal peluangnya untuk menjadi presiden Indonesia.
Mantan Bos Inter Milan itu memastikan bahwa dirinya tak akan terpilih menjadi presiden Indonesia untuk menggantikan Joko Widodo (Widodo). Sebab, kata dia, presiden yang nantinya terpilih pasti orang Jawa.
"Siapa pun yang terpilih jadi presiden yang pasti bukan saya karena presiden berikutnya orang Jawa, trennya begitu," ungkap Erick dalam acara Road to G20 bersama Himpuni, Rabu (26/10).
Sebelum Erick, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjitan pun pernah bicara soal kemungkinan tokoh dari luar Jawa terpilih sebagai Presiden RI. Menurut dia, orang-orang dari luar Jawa harus sadar diri jika berpikiran untuk maju sebagai presiden dalam Pemilu 2024.
"Apa harus jadi presiden aja kau bisa mengabdi? Harus tahu diri juga lah, kalau kau bukan orang Jawa," ujar Luhut saat berbincang dengan pengamat politik Rocky Gerung, dikutip dari akun youtube RGTV Channel, Rabu lalu (21/9).
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: