Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Komisi VIII DPR Minta Kemenag Segera Salurkan Beasiswa MORA 5000 yang Macet

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/faisal-aristama-1'>FAISAL ARISTAMA</a>
LAPORAN: FAISAL ARISTAMA
  • Sabtu, 29 Oktober 2022, 14:35 WIB
Komisi VIII DPR Minta Kemenag Segera Salurkan Beasiswa MORA 5000 yang Macet
Anggota Komisi VIII DPR RI, Maman Imanulhaq/Net
rmol news logo Kementerian Agama diminta untuk memikirkan nasib para penerima beasiswa MORA 5000 Doktor-LPDP di Australia yang hingga kini belum jelas. Pasalnya, sebagai pemberi beasiswa tiba-tiba menghentikan penyaluran komponen biaya tanpa kejelasan.

Untuk menutup kebutuhan hidup selama di negeri tetangga itu, para awardee terpaksa bekerja paruh waktu, bahkan ada kandidat doktor dari School of Social Sciences, Western Sydney University harus rela bekerja 7 jam per hari sebagai petugas kebersihan di sebuah sekolah.

Menanggapi hal itu, anggota Komisi VIII DPR RI, Maman Imanulhaq meminta Kementerian Agama segera menyalurkan kembali hak-hak para mahasiswa penerima beasiswa MORA 5000 Doktor. Jangan sampai, kata politisi PKB ini, persoalan ini mengganggu kegiatan belajar maupun riset para mahasiswa di sana.

"Kita semua sepakat bahwa pembangunan manusia Indonesia adalah cara tepat untuk memajukan bangsa kita. Mereka para penerima beasiswa adalah anak-anak terbaik yang nantinya menyumbangkan ilmu pengetahuannya untuk Indonesia, maka jangan biarkan mereka terhambat atau terganggu kuliahnya dengan persoalan birokrasi di Indonesia," kata Maman kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (29/10).

Pengasuh Ponpes Al Mizan Jatiwangi ini pun berharap Kemenag cepat menyelesaikan persoalan birokrasi atau pengelolaan beasiswa. Apalagi penyetopan transfer berbagai komponen biaya dari pemerintah kepada para penerima beasiswa MORA 5000 sudah berlangsung 9 bulan lamanya.

"Saya mendengar informasi bahwa pangkal soal keterlambatan penyaluran beasiswa karena adanya perubahan manajemen pengelola beasiswa. Nah ini yang berulang kali saya katakan dan juga kritik dari Presiden Jokowi bahwa birokrasi kita lelet, gemuk, dan amat prosedural," terangnya.

"Kritik ini tidak hanya terhadap pengelolaan beasiswa, namun juga terjadi di berbagai kementerian. Jangan sampai justru persoalan ini mengorbankan pelayanan terhadap masyarakat kita," imbuhnya.

Sebanyak 85 mahasiswa S3 di Australia penerima beasiswa 5.000 Doktor dari Kemenag-Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) belum menerima haknya. Kementerian Agama sebagai pemberi beasiswa belum menstransfer komponen-komponen beasiswa seperti tunjangan hidup bulanan, uang SPP (tuitition fee), biaya riset, biaya keikutsertaan konferensi, serta biaya tunjangan keluarga, dan tunjangan pembelian buku.

Selain itu juga Kemenag belum mentransfer komponen beasiswa lainnya seperti bantuan biaya untuk melakukan riset, biaya keikutsertaan konferensi, biaya tunjangan keluarga dan tunjangan pembelian buku. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA