Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ancaman Resesi Global, Ketum KMI: Kita Tidak Tahu Apa yang Akan Terjadi Tahun 2023

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Sabtu, 29 Oktober 2022, 22:04 WIB
Ancaman Resesi Global, Ketum KMI: Kita Tidak Tahu Apa yang Akan Terjadi Tahun 2023
Diskusi bertajuk "Prospek Ekonomi Indonesia, Reseliensi, Peluang dan tantangan di Tengah Ancaman Resesi Global"/Net
rmol news logo Ancaman resesi global tahun 2023, menjadi persoalan yang harus difikirkan semua pihak. Untuk membedah itu, Kaukus Muda Indonesia (KMI) menggelar diskusi bertajuk "Prospek Ekonomi Indonesia, Reseliensi, Peluang dan tantangan di Tengah Ancaman Resesi Global".
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Ketua Umum Kaukus Muda Indonesia (KMI) Edi Homaidi menyatakan, diskusi tersebut digelar untuk menelaah ancaman resesi sekaligus merayakan milad ke-14 KMI.

"Di mana dunia akan mengalami krisis yang luar biasa, kita sebagai anak bangsa ingin mendapat pencerahan untuk menghadapi ini semua,terutama terkait proyeksi ekonomi Indonesia seperti apa ke depan," ujar Edi dalam keterangannya, Sabtu (29/10).

Kata Edi, Indonesia juga pasti akan merasakan dampak dari resesi global ini. Walaupun, mungkin tidak terlalu terlalu parah dan sebagian orang mengatakan aman dari resesi.

"Cuma kita tetap waspada karena kita tidak tau apa sebenarnya yang akan terjadi di 2023 nanti," katanya.

Ditambahkan staf pengajar Pascasarjana Universitas Pancasila, Fahrudin Salim, dia menilai secara global kondisi ekonomi dunia sedang tidak baik-baik saja karena ada masalah ekonomi yang cukup berat.

Kenaikan harga minyak dunia menjadi salah satu indikator meningkatnya harga lain sehingga banyak negara mulai mengembangkan energi baru terbarukan. Kondisi tersebut akan berdampak pada kondisi perekonomian domestik.

“Saya melihat ekonomi makro kita cukup bagus. Indikatornya adalah inflasi yang cukup rendah, hutang luar negeri yang cukup sehat, stabilitas ekonomi dan politik yang cukup baik,” kata Fahrudin.

Fahrudin menambahkan, pertumbuhan ekonomi yang rendah dan inflasi yang tinggi menjadi tantangan sekaligus ancaman bagi bangsa Indonesia. Namun, sekaligus menjadi sebuah peluang untuk meningkatkan ekspor sumber daya alam.

“Saat ini dunia sedang krisis pangan dan energi, sementara kita kaya dengan itu. Dengan kondisi tersebut, kita harus bisa menjaga stabilitas ekonomi dan politik agar banyak investasi yang masuk,” katanya.

Sementara itu, ekonom Universitas Muhammadiyah Jakarta, Hamli Syaifullah menyarankan agar semua elemen dapat memberikan dukungan dalam memperkuat sektor UMKM, meningkatkan efisiensi dan mengundang partisipasi lembaga filantropi.

Dia yakin semangat gotong royong akan menjadi modal kuat bangsa Indonesia menghadapi krisis global. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA