Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Selain Pembangunan Ekonomi, Apa Saja Manfaat Digelarnya G20 di Bali?

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/angga-ulung-tranggana-1'>ANGGA ULUNG TRANGGANA</a>
LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA
  • Sabtu, 12 November 2022, 05:01 WIB
Selain Pembangunan Ekonomi, Apa Saja Manfaat Digelarnya G20 di Bali?
Para menteri keuangan anggota G20 dalam rangkaian agenda G20/Net
rmol news logo Terpilihnya Indonesia sebagai Presidensi G20 yang diselenggarakan di Bali,  akan banyak memberi manfaat bagi Indonesia. Sekaligus, pembuktian  Indonesia di tengah pandemi. Dunia internasional tetap memiliki persepsi yang baik atas resiliensi ekonomi Indonesia terhadap krisis.

Demikian disampaikan pengamat militer dan Intelijen Susaningtyas Kertopati kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (12/11).

Menurut Nuning, mobilitas para delegasi dan pendukungnya akan meningkat karena akan ada 150 kegiatan berupa rapat yang terbagi dalam dua kelompok kegiatan berbeda yakni, Sherpa Track  dan Finance Track yang berlangsung secara marathon mulai dari ministerial meeting, engagement group meeting hingga rapat-rapat setingkat eselon I,  dan mencapai puncaknya pada event “Presidensi G20 Leader Summit”.

Atas dasar rangkaian agenda itu, kehadiran para delegasi akan berpotensi memberi manfaat bagi perekonomian Indonesia, baik secara langsung, terhadap sektor jasa; perhotelan, transportasi, UMKM, dan sektor terkait lainnya.

"Maupun secara tidak langsung melalui dampak terhadap persepsi investor dan pelaku ekonomi,” katanya.

 Nuning memandang, momentum presidensi yang hanya terjadi satu kali setiap generasi (kurang lebih dua puluh tahun sekali) harus dapat dimanfaatkan sebaik mungkin untuk memberi nilai tambah bagi pemulihan Indonesia, baik dari sisi aktivitas ekonomi, maupun kepercayaan masyarakat domestik dan internasional.
 
Mantan anggota Komisi I DPR RI ini menambahkan, Presidensi G20 akan dapat menjadikan Indonesia menjadi salah satu fokus perhatian dunia, khususnya bagi para pelaku ekonomi dan keuangan.

Kesempatan ini, kata Nuning, harus dapat  dimanfaatkan untuk menunjukkan berbagai kemajuan yang telah dicapai Indonesia kepada dunia. Selain itu, G20 di Bali bisa dijadikan menjadi titik awal pemulihan keyakinan pelaku ekonomi pascapandemi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

”Meskipun Presiden Putin tidak hadir dan diwakili menlunya, tapi kita masih bisa berharap ada perkembangan baik untuk langkah perdamaian antara Rusia dan Ukraina. Krisis moneter dan pangan yang melanda dunia akibat perang dapat menemukan kesepakatan yang menguntungkan bagi dunia,” ucapnya.

Nuning menambahkan, di bidang pertahanan dan militer Indonesia memang patut waspada dengan perkembangan AUKUS tetapi pengaruhnya belum tentu menyebabkan perlombaan senjata. Masih banyak faktor dan peluang yang dapat ditawarkan untuk AUKUS agar bisa berperan meredakan ketegangan di Laut Cina Selatan (LCS).

”Pasca AUKUS, tentunya peluang bagi banyak negara untuk bisa berperan meredakan ketegangan di Laut Cina Selatan, termasuk Perancis. Indonesia selalu siap bekerja sama dengan negara-negara yang memiliki niat bersama menjaga ketertiban dan perdamaian dunia,” tuturnya.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA