Dalam kesempatan ini, Anies diminta berbagi pengalaman tentang berbagai upaya yang telah dilakukan di Jakarta selama 2017-2022 dalam menghadapi perubahan iklim.
“Jakarta telah berhasil menurunkan emisi gas rumah kaca hingga 26 persen pada 2020, ini bahkan melampaui target penurunan 30 persen di 2030,†urainya sebagaimana disampaikan dalam akun media sosial, Facebook pribadi.
Dia mengurai bahwa prestasi itu berhasil diraih karena pihaknya telah memegang 3 prinsip dasar. Pertama adalah menyelesaikan dari akar masalahnya. Artinya, mengubah kota yang tadinya
car oriented development menjadi
Transit Oriented Development. 

“Kedua, kolaborasi adalah kunci. Kami berkolaborasi dengan berbagai organisasi, pemangku kepentingan, dan mengajak warga kota terlibat juga,†terangnya.
Selanjutnya adalah
evidence-based policy, yaitu pengambilan kebijakan harus selalu berdasarkan pada data dan ilmu pengetahuan. Dalam hal ini pemerintah daerah meminta masukan dari para ahlinya, termasuk belajar dari kota atau negara lain di dunia yang juga menghadapi masalah serupa.
“Dan yang paling penting, harus ada kemauan politik yang kuat (
strong political will) untuk menerjemahkan kebijakan menjadi aksi dan tetap dalam jangkauan kemampuan fiskal kita,†tegasnya.
G20, sambung Anies, memiliki peran yang menentukan dalam upaya menghadapi krisis iklim. Maka diperlukan integrasi vertikal antara pemerintah nasional dengan pemerintah-pemerintah lokal. Setiap kebijakan di tingkat lokal harus selaras dengan kebijakan dan target di level nasional,†tutupnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: