Analisis itu disampaikan Doktor komunikasi politik lulusan America Global University, Jerry Massie, kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (17/11).
Menurutnya, pernyataan Jokowi yang meminta agar perang Rusia dan Ukraina dihentikan tidak bisa menyelesaikan permasalahan yang terjadi antara dua negara yang berselisih.
"Ini bahasa dalam kalimat seru, bukan memberikan solusi atas gencatan senjata yang lebih
soft," ujar Jerry.
Direktur Political and Public POlicy Studies (P3S) ini meyakini, seruan yang disampaikan Jokowi sulit untuk didengar oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Pasalnya, dia justru melihat kontak senjata yang masih saja terjadi antara kedua negara itu. Termasuk saat KTT G20 berlangsung di Bali pada 15 hingga 16 November 2022 kemarin.
Mirisnya, konflik Rusia-Ukraina malah menjadi malapetaka bagi negara lain, yaitu Polandia yang kejatuhan rudal nyasar dari salah satu pihak yang berperang.
"Indonesia tak akan digubris dan didengar Rusia. Buktinya kunjungan Jokowi waktu lalu ke Rusia tak ada hasil atau sia-sia," tuturnya.
"Alasan utamanya, Vladimir Putin tak hadir di G20 di Bali. Bahkan Presiden Meksiko dan Brasil ikut boikot," demikian Jerry.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: