Begitu kata Ketua Umum Perkumpulan Penulis Satupena Denny JA. Menurutnya, dunia saat ini membutuhkan satu matahari, yakni
Global Governance.
"Ini bukan pemerintahan dunia yang membawahi pemerintahan nasional, tapi kerja sama international yang powerful dari kumpulan negara yang berpengaruh," ujar Denny JA dalam keterangannya di Jakarta, Senin (21/11).
Menurutnya, momentum Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang baru saja digelar di Bali potensial menjadi matahari tersebut, yakni matahari abad 21.
"Di dalam G20 berkumpul 19 negara plus Uni Eropa yang menguasai 80 persen ekonomi dunia, 75 persen ekspor dunia dan 60 persen populasi di dunia," jelasnya.
"Tahun 2022, Indonesia menjadi tuan rumah bagi pertemuan G20, di Bali. Dua pemimpin puncak negara terbesar hadir di sana: Presiden AS Joe Biden, dan pemimpin tertinggi China, Xi Jinping," imbuhnya.
Pada perhelatan tersebut, ada dua momentum bersejarah yang menarik perhatian publik dunia, yaitu perjumpaan antara Jokowi dengan Xi Jinping dan Airlangga Hartarto dengan Joe Biden.
Momentum itu pun diabadikan oleh Denny JA dalam bentuk Lukisan Esai. Ini adalah jenis lukisan baru yang dibuat dengan bantuan
artificial inteligence.
"Saya memotret dua momen itu dalam lukisan yang dibantu artificial inteligence," tuturnya.
Lukisan Esai sendiri merupakan jenis lukisan yang dibuat dari sebuah gagasan serta konsep yang kuat dan kemudian dengan bantuan
artificial inteligence serta gabungan sejumlah aplikasi, diwujudkan dalam bentuk lukisan.
Pesan utama dari lukisan tersebut kemudian diekspresikan dalam bentuk potongan puisi. Melalu karya terbarunya, yang ia beri judul "
Two Leaders and One Sun", Denny JA berharap agar G20 bisa menjadi "matahari baru".
"Semoga G20 berevolusi menjadi matahari baru, di zaman yang membutuhkan solusi bersama antar negara nasional," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: