Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

BI Naikkan Suku Bunga, Piter Abdullah: Tujuannya untuk Ketatkan Demand dan Kurangi Inflasi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Rabu, 23 November 2022, 15:32 WIB
BI Naikkan Suku Bunga, Piter Abdullah: Tujuannya untuk Ketatkan <i>Demand</i> dan Kurangi Inflasi
Bank Indonesia/Net
rmol news logo Pemerintah belum perlu melakukan usaha ekstra untuk menambah kebijakan terkait beratnya prospek perekonomian global. Asal, pemerintah mampu menjaga perekonomian dalam negeri.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Begitu analisa Direktur Eksekutif Segara Institute, Piter Abdullah dalam menyikapi kondisi ekonomi global yang berdampak pada ekonomi nasional, Rabu (23/11).

“Ekonomi domestik sedang mengalami pemulihan. Dan di tengah kondisi global, andalan kita adalah permintaan domestik, pasar dalam negeri, jangan sampai ada gangguan,” ujar Piter.

Adapun pernyataan Presiden Joko Widodo untuk berhati-hati dalam membuat kebijakan, kemudian Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo adalah sebagai peringatan.

“Tidak ada pejabat yang mengatakan kita akan alami resesi, kondisi yang suram. Namun ada kesamaan pandangan bahwa kita harus hati-hati," terangnya.

"Kondisi global memang berat jadi kita harus hati- hati. Karena bagaimanapun kita bisa terdampak jika tidak mengambil keputusan yang benar,” imbuhnya.

Begitupula dengan aksi BI menaikkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 5,25 persen, dalam pandangan Piter, merupakan langkah yang tepat.

“Justru kenaikan suku bunga itu untuk meredam inflasi juga, tidak sekedar meredam pelemahan nilai tukar. Tetapi kenaikan suku bunga juga bisa meredam inflasi, karena artinya pengetatan demand dalam rangka untuk mengurangi tekanan inflasi,“ jelasnya.

Prospek ekonomi global diprediksi akan melambat dan mempengaruhi Indonesia. Hal itu telah berulang kali disampaikan oleh pejabat pemerintah.

Tidak hanya Presiden Joko Widodo, tetapi juga Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo pun angkat bicara terkait kondisi ini. Menurutnya, dunia menghadapi risiko yang dapat memunculkan gejolak ekonomi, baik pada sisa tahun ini dan tahun depan. Kunci untuk menghadapi gejolak tersebut adalah sinergi dan koordinasi. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA