Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Akademisi: Kaum Milenial Sudah Tahu Memverifikasi Informasi Salah di Medsos

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Jumat, 25 November 2022, 23:04 WIB
Akademisi: Kaum Milenial Sudah Tahu Memverifikasi Informasi Salah di Medsos
Akademisi dan Praktisi Komunikasi Universitas Multi Media Nusantara Nona Evita dalam diskusi bertajuk "Media Sosial Untuk Optimalisasi Tingkat Partisipasi Pemilih Millenial", di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (25/11)/Ist
rmol news logo Disinformasi dan misinformasi dalam pelaksanaan pemilu diniali sudah bisa diverifikasi oleh masyarakat khususnya kaum milenial.

Hal tersebut disampaikan Akademisi dan Praktisi Komunikasi Universitas Multi Media Nusantara Nona Evita dalam diskusi bertajuk "Media Sosial Untuk Optimalisasi Tingkat Partisipasi Pemilih Millenial", di Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (25/11).

Dalam pemaparannya, Nona Evita memiliki perspektif bahwa fenomena buzzer memang telah menjadi contoh buruk dalam jalannya demokrasi di Indonesia.

Sebagai contoh, dia menyebut kehadiran Buzzer yang muncul ketika Pemilu Serentak 2019 hingga bergerilya sampai sekarang ini malah memperlebar persoalan disinformasi dan misinformasi.

"Tapi ada plus poinnya di sini, ada good news-nya. Apa good news-nya?generasi Z ini kan social nattive, bukan cuma digital nattive, ini menurut data Reuters. Dimana mereka paham betul bagiaman cara memverifikasi informasi-informasi yang salah," ujarnya.

Meski begitu, Nona Evita tak bisa memungkiri bahwa gap utama kaum milenial untuk turut berpartispasi aktif dalam proses pemilu adalah media sosial yang kerap berisi informasi yang belum jelas kredibilitasnya.

"Tetapi juga enggak langsung percaya gitu saja. Mereka langsung ke media mainstream dulu. Jadi itu kan pola verifikasi yang baik sebetulnya, sekaligus jadi solusi juga," tambahnya.

Lebih lanjut, Nona Evita mamandang media sosial yang paling rawan memunculkan disinformasi ataupun missinformasi adalah yang sifatnya satu arah seperti aplikasi pesan singkat di telpon pintar.

"Di instant mesagging apps seperti di Whatssap itu justru lebih rawan informasi-informasi sumbang," demikian Nona Evita menambahkan. rmol news logo article
EDITOR: IDHAM ANHARI

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA