Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pandangan GMNI, Pemimpin Indonesia Masa Depan Harus Paham Geopolitik

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/angga-ulung-tranggana-1'>ANGGA ULUNG TRANGGANA</a>
LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA
  • Minggu, 27 November 2022, 17:54 WIB
Pandangan GMNI, Pemimpin Indonesia Masa Depan Harus Paham Geopolitik
Ketua Umum DPP GMNI Arjuna Putra Aldino saat agenda Rapat Pimpinan Nasional GMNI ke-22 di Yogyakarta/Ist
rmol news logo Kriteria calon pemimpin Indonesia di masa depan yang perlu dimiliki oleh seluruh rakyat Indonesia adalah sosok yang harus harus memahami landscape geopolitik global saat ini.

Pernyataan itu disampaikan Ketua Umum DPP GMNI Arjuna Putra Aldino saat agenda Rapat Pimpinan Nasional GMNI ke-22 di Yogyakarta.

Menurut Arjuna, variabel geopolitik sangat berpengaruh pada upaya Indonesia untuk mewujudkan kepentingan nasionalnya. Ditengah dunia yang berada dalam interkoneksi dan interpendensi, variabel geopolitik tidak boleh diabaikan dalam mendesain masa depan Indonesia.

“Pemimpin ke depan harus punya visi geopolitik, setidaknya mampu membaca landscape geopolitik global. Terutama agar Indonesia mampu mengelola globalisasi untuk kepentingan kesejahteraan rakyat," ungkap Arjuna, Minggu (27/11).

Diungkapkan Arjuna, di tengah memanasnya konflik geopolitik perebutan Ukraina sebagai daerah penyangga antara Rusia dan Eropa Barat, ada tren regional di kawasan Asia yang sepertinya luput jadi sorotan. Dalam pandangan Arjuna, potensi meletusnya krisis baru di Selat Taiwan salah satu hal yang luput dari sorotan.

Selain itu, kebangkitan kerjasama multilateral antara Eropa dan Asia yang dimotori China dan Rusia, semakin mengkhawatirkkan AS dan blok Barat. Akibatnya, dapat memantik meletusnya konflik geopolitik di Selat Taiwan.

Lebih lanjut, Arjuna berpendapat, lokasi geografisnya yang diapit oleh beberapa kawasan strategis seperti Selat Malaka, Laut China Selatan, Semenanjung Korea, dan juga Filiphina sepertinya akan menyeret Taiwan masuk dalam kancah pertarungan baru di kawasan Asia Timur. China kata Arjuna, melihat posisi Taiwan sebagai mana Rusia melihat Ukraina, yakni sebagai daerah penyangga China terutama kaitannya dengan perdagangan lintas-Selat.

Hal ini membuat Pasifik kini menjadi “teater” bagi pertarungan geopolitik global.

Atas dasar hal itu, posisi Indonesia menjadi episentrum tentunya sebagai sasaran utama untuk digalang sebagai sekutu strategis diantara sejumlah aliansi negara-negara yang berkepentingan.

Ia ingin, Indonesia tidak boleh hanya mengartikan pemilihan Presiden sebagai aktivitas politik rutin 5 tahunan.

“Situasi di Selat Taiwan sangat berpengaruh pada kepentingan Indonesia bahkan dunia. Dia akan berpengaruh pada jalur perdagangan lintas selat baik jalur energi atau pangan global. Sangat disayangkan apabila perhelatan politik 2024 hanya diartikan aktivitas politik 5 tahunan," tambah Arjuna

Selain itu, Arjuna juga menyampaikan sikap politik GMNI yang memilih bersikap independen dan kritis dalam menghadapi perhelatan politik 2024.

Peran GMNI, dikatakan Arjuna, memastikan pemimpin Indonesia ke depan berpihak pada kepentingan rakyat kecil.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA