Kiprahnya sebagai seorang pelajar Indonesia di luar negeri membentuknya sebagai seorang wanita yang aktif mengkritisi dunia sosial dan politik.
Perempuan yang lahir pada 19 Januari 1994 ini, sebelum menempuh pendidikan di
King's College London pada tahun 2015 sudah aktif di beberapa forum internasional.
Tepatnya pada tahun 2012, Gustika sudah mengikuti forum
Youth Delegate for COP 18/CMP 8 yang diselenggarakan
United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) di Doha, Qatar.
Kala itu dia mewakili kelembagaan pemerintah, mengingat saat itu dia bekerja di bawah Dewan Nasional Perubahan Iklim Indonesia, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Selain itu, pada tahun 2013 Gustika juga berpartispasi menjadi
Delegetion of Indonesia at the 37th General Conference, kemudian juga menjadi
Youth Observer at the 8th UNESCO Youth Forum di UNESCO.
Pada masa-masa perkuliahannya di
King's College London, Gustika juga aktif membantu kerja-kerja pemeirntahan. Tepatnya pada tahun 2016, dirinya bekerja sebagai anggota tim asistensi Menko Polhukam selama satu bulan. Setelah itu, dia diangkat menjadi ajudan deputi luar negeri selama dua bulan di Kemenko Polhukam.
Tak cuma itu, pada tahun 2017 Gustika mengikuti misi tetap Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai political intern selama 2 bulan. Selang dua tahunnya, atau pada 2019 dia aktif sebagai
Summer Research Intern di Center for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia selama lima bulan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.