Hal tersebut sebagaimana dalam pertemuan Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto dan Presiden Japinda yang juga Perdana Menteri Jepang 2007-2008, Yasuo Fukuda di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (3/12).
Mitigasi perubahan iklim tersebut dilakukan melalui program Asia Zero Emission Community (AZEC) dan Just Energy Transition Partnership (JETP).
Indonesia dan Jepang juga akan mengembangkan kerja sama pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pengendalian perubahan iklim.
"Indonesia telah mengambil langkah-langkah korektif untuk mengelola sumber daya alam dan lingkungan," kata Menko Airlangga dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (3/12).
Selain itu, pemerintah juga terus mengakselerasi pengembangan
electric vehicle (EV) dengan menetapkan
roadmap pengembangan EV hingga 2030.
Dengan target produksi EV pada tahun 2030 mencapai 600 ribu unit untuk roda empat atau lebih dan 2,45 juta unit untuk roda dua, diharapkan mampu menurunkan emisi CO2 sebesar 2,7 juta ton untuk roda empat atau lebih dan sebesar 1,1 juta ton untuk roda dua.
Menko Airlangga juga menyinggung peluang kerja sama Indonesia-Jepang dalam pembangunan Ibukota Nusantara (IKN). Mengingat, IKN dibuka untuk investasi dari luar negeri, antara lain untuk fasilitas perumahan, perkantoran, kesehatan dan pendidikan.
Jepang sendiri memiliki pengalaman panjang dalam pengembangan
smart city yang dapat dijadikan model dalam pembangunan IKN.
Di sisi lain, Yasuo menyampaikan bahwa Jepang saat ini sedang kekurangan tenaga kerja ahli. Sedangkan Indonesia, kata dia, memiliki potensi tenaga kerja ahli yang besar.
Melihat potensi tersebut, Japinda mengusulkan adanya kerja sama pengiriman tenaga kerja ahli Indonesia ke Jepang.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: