Pengamat politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga berpendapat, bagi sebagian orang, unggul di kalangan pendidikan tinggi tentu membanggakan lantaran mereka merupakan pemilih yang rasional.
"Mereka ini memilih Anies atas dasar pertimbangan komprehensif. Setidaknya mereka melihat kelayakan Anies menjadi capres sebagai pertimbangan utama,†kata Jamiluddin lewat keterangan tertulisnya, Rabu (7/12).
Namun demikian, lanjut Jamiluddin, belum ada capres di Indonesia yang terpilih karena unggul di kalangan berpendidikan tinggi. Prabowo misalnya, selalu dominan dipilih oleh kalangan terdidik pada Pilpres 2014 dan 2019.
"Nyatanya Prabowo kalah dari Joko Widodo (Jokowi). Jokowi yang dominan dipilih pemilih tidak terdidik justru dua kali mengalahkan Prabowo. Hal itu logis karena mayoritas pemilih di Indonesia memang berpendidikan menengah ke bawah,†tuturnya.
"Jadi, kalau unggul di kalangan berpendidikan tinggi, Anies justru harus waswas. Sebab, peluang kalah akan sangat besar,†imbuhnya.
Oleh karena itu, saran Jamiluddin, Anies harus juga mengarahkan perhatiannya kepada pemilih dari segmen pendidikan menengah ke bawah. Tentu saja strategi dan pendekatan kepada segmen ini akan berbeda dengan yang berpendidikan tinggi.
"Tentu mengalihkan fokus kepada segmen pendidikan menengah ke bawah perlu segera dilakukan. Kalau Anies mampu mengambil sebagian dari segmen tersebut, barulah Anies berpeluang besar menang pada Pilpres 2024,†tutupnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: