Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Disokong Konsumsi Domestik, Ekonomi Indonesia Tidak Terpengaruh Tekanan Global

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Sabtu, 10 Desember 2022, 02:31 WIB
Disokong Konsumsi Domestik, Ekonomi Indonesia Tidak Terpengaruh Tekanan Global
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Mohammad Faisal/Net
RMOL. Tahun depan adalah tahun pertaruhan Indonesia setelah dua tahun masa pandemi bisa bertahan. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan momentum keberhasilan Presidensi G20 Indonesia mampu memberikan dampak bagi keberlanjutan akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional yang pada kuartal ketiga berhasil menembus angka 5,72 persen (yoy).

Menanggapi hal itu, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, Mohammad Faisal memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 tumbuh ekspansi di angka 4,5-5 persen. Hal itu disebabkan adanya tekanan ekonomi global.

Meski demikian, ekonomi Indonesia masih cenderung bertahan dibanding negara lain.

"Artinya relatif masih kuat jika dibandingkan negara-negara lain yang mengalami perlambatan pertumbuhan," jelas Mohammad Faisal.

Faisal menekankan pertumbuhan ekonomi tahun depan memang agak menurun dibanding tahun ini, namun masih terbilang resilien.

"Indonesia relatif lebih bisa resilien masih relatif kuat 4,5-5 persen,”imbuhnya.

Menurutnya, perekonomian Indonesia disokong oleh ekonomi domestik. Konsumsi dalam negeri masih bagus, sehingga tekanan global tidak banyak mereduksi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Karena sedikit banyaknya kita ada juga terpengaruh oleh ekonomi global dan dan ini berpengaruhnya lewat perdagangan, lewat investasi, dan lain-lainnya,”ujarnya.

Faisal mengatakan, ketergantungan Indonesia terhadap perekonomian global tidak sebesar negara-negara lain. Akibatnya, dampak perlambatan ekonomi global lebih besar di negara-negara lain yang punya pasar lebih kecil dan terintegrasi dengan ekonomi global lebih besar lewat perdagangan.

"Indonesia itu pasar dalam negerinya besar dan integrasi ke globalnya itu tidak sebesar negara-negara seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, apalagi Singapura. Makanya daya tekannya tidak sebesar mereka, sehingga pelambatanya juga tidak sebesar mereka,” demikian Faisal.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA