Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kenang Sosok Ridwan Saidi, Didik J Rachbini: Simbol Kritik yang Menggema Secara Nasional

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Minggu, 25 Desember 2022, 20:16 WIB
Kenang Sosok Ridwan Saidi, Didik J Rachbini: Simbol Kritik yang Menggema Secara Nasional
Rektor Universitas Paramadina, Prof Didik J. Rachbini/Net
rmol news logo Sejumlah politisi ternama di Indonesia berduka atas kepergian budayawan dan tokoh Betawi Ridwan Saidi. Rekam jejak Ridwan Saidi di dunia politik tanah air selalu diperhitungkan.

Pakar ekonomi dari Indef Didik J Rachbini mengenang sosok Ridwan Saidi. Cerita Didik, sejak menjadi seorang mahasiswa pada tahun 1980-an dan masih belajar berorganisasi, Ridwan Saidi sudah malang melintang sebagai anggota DPR RI dari PPP.

"Saya kenal secara pribadi sebagai aktivis HMI dan berinteraksi terus menerus setidaknya 2-3 tahun pada 1983-85 sebelum saya melanjutkan kuliah S2 dan S3.  Orangnya egaliter, gaya bicaranya berintonasi kuat, tetapi sangat humoris sambil mengejek apa dan siapa yang dikritiknya,” tegas Didik kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (25/12).

Didik menambahkan Ridwan Saidi merupakan sosok anggota dewan yang sangat kritis. Meski demikian, Ridwan Saidi belum mampu mengubah peta politik zaman orde baru.

"Di jagat politik nasionakl, suara anggota DPR Ridwan Saidi nyaring, tetapi tidak mampu mengubah peta politik Orde Baru yang sangat kuat pada waktu itu," kenang Didik.

Didik mengungkapkan, gerakan Ridwan Saidi berbeda dengan kelompok Petisi 50, yang langsung ditumpas oleh Orde Baru karena frontal head to head dengan Soeharto.

Bagi pria yang saat ini menjabat Rektor Universitas Paramadina itu, gara kritik Ridwan Saidi lebih lunak dan lewat status formalnya sebagai anggota DPR sehingga tidak pernah sedikit pun ada indikasi untuk ditangkap.

Dari segi kekuatan politik, kata Didik, kekuatan opposisi tidak ada artinya di tengah kekuatan politik otoriter pada waktu itu. Tetapi kritik-kritik yang dilontarkan memberikan pelajaran bahwa dalam demokrasi harus ada suara lain yang berbeda dan mungkin bisa menjadi alternatif.   

"Simbol kritik yang menggema secara nasional itu ada pada figur Ridwan Saidi,” imbuhnya.

Seumur hidupnya, lanjut Didik, Ridwan Saidi berada di luar lingkar kekuasaan dan tidak menyesal memainkan peranan kritis terhadap kekuasaan tersebut.  

"Ridwan Saidi adalah aktivis HMI lulusan Universitas Indonesia, yang ditempa sejarah aktivisme sangat panjang bersamaan dengan perubahan besar di negeri ini, mulai dari Orde Lama, Rovolusi Kudeta PKI dan Orde Baru, masa transisi sulit kejatuhan Orde Baru, sampai masa demokrasi bebas sekarang ini,” tutupnya.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA