Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Puji Buku "Untaian Butir-Butir Mutiara Konstitusi Indonesia", Lieus Sungkharisma: Pak Prijanto Ajak Kembali ke UUD 1945 Asli

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Senin, 26 Desember 2022, 14:19 WIB
Puji Buku "Untaian Butir-Butir Mutiara Konstitusi Indonesia", Lieus Sungkharisma: Pak Prijanto Ajak Kembali ke UUD 1945 Asli
Tokoh Tionghoa, Lieus Sungkharisma/Net
rmol news logo Tak dipungkiri lagi, Mayjen TNI (Purn) Prijanto adalah salah satu prajurit Sapta Marga yang sampai hari ini tetap setia membela tanah airnya meski tidak lagi aktif sebagai tentara.

Pujian tersebut disampaikan tokoh Tionghoa, Lieus Sungkharisma, menanggapi buku karya mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2007-2012 itu yang berjudul "Untaian  Butir-Butir Mutiara Konstitusi Indonesia". Buku ini diterbitkan oleh PT Sumber Inovasi dan dicetak oleh Bina Bangun Bangsa.

Buku setebal 314 halaman yang sudah mengalami 3 kali cetak ulang ini berisi pemikiran Prijanto ditambah pandangan sejumlah tokoh tentang konstitusi negara, yakni UUD 1945, Pancasila, NKRI, dan Persatuan Bangsa.

Dituturkan Lieus, buku yang diberi kata sambutan oleh Ketua MPR RI Bambang Soesatyo dan Ketua DPD RI LaNyalla Mahmud Mattalitti ini adalah wujud dari komitmennya pada 50 tahun lalu saat berikrar melalui Hymne Taruna Akabri Darat di Lembah Tidar Magelang.

Saat itu, para Taruna bersumpah bahwa "Demi Allah yang Maha Esa, kami bersumpah setia membela nusa dan bangsa, tanah tumpah darah."

Komitmen itulah yang kemudian menurut Lieus dituangkan dalam buku tersebut. Meski kini sudah berusia 70 tahun, tapi Pak Pri, sapaan akrabnya, masih diberi kesehatan dan kemampuan untuk berpikir.

"Saya sendiri menilai buku yang terdiri dari lima bagian ini sarat dengan pikiran dan gagasan orisinal Pak Pri terkait kehidupan kebangsaan dan kenegaraan Indonesia pascareformasi 1998. Pemikiran itu ditambah pula dengan pandangan sejumlah tokoh tentang tema yang menjadi pokok bahasan pak Pri dalam buku yang cukup tebal ini," kata Lieus.

Terkait tekad untuk mengajak semua elemen bangsa kembali ke UUD 1945 yang asli, lanjut Lieus, Prijanto dengan tegas menyebut alasannya karena UUD 1945 adalah "roh" dari adanya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Bagi Pak Pri, seperti yang diungkapkannya dalam buku ini, adalah sangat sulit untuk bisa memahami jika mereka bilang bahwa mereka bekerja dan menyusun amandemen UUD 1945 atas dasar nilai-nilai Pancasila, tapi mereka justru mencabut Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila seolah-olah Pancasila tiada arti. Dan pencabutan tersebut membuat rakyat takut dicap sebagai (bagian) Orde Baru," terangnya.

Sementara itu LaNyalla Mahmud Mattalitti dalam sambutannya menyebut, selain buku ini sangat layak sebagai literasi untuk memperkaya bahan diskusi seputar Konstitusi Indonesia, ia juga mendukung isi buku ini untuk memperkaya pemahaman anak bangsa yang ingin negaranya kuat, berdaulat, dan besar.

"Bagi saya sendiri, pemikiran dan gagasan yang diutarakan Pak Pri dalam buku ini sudah sejalan dengan pendapat mantan Panglima ABRI/mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, serta pendapat Ketua DPD RI, LaNyalla Mattalitti dan sejumlah tokoh bangsa lainnya," jelas Lieus.

"Tinggal kini bagaimana mewujudkan kesamaan pandangan tersebut dalam langkah nyata demi mengembalikan konstitusi negara ini ke Undang-Undang Dasar Negara RI yang asli, yakni UUD 1945 sebelum diamandemen," demikian Lieus Sungkharisma. rmol news logo article
EDITOR: AGUS DWI

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA