Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Napak Tilas Kebangkitan Nasional, Lieus Sungkharisma Bertemu Cicit Wahidin Soedirohoesodo

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-kiflan-wakik-1'>AHMAD KIFLAN WAKIK</a>
LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK
  • Rabu, 28 Desember 2022, 16:52 WIB
Napak Tilas Kebangkitan Nasional, Lieus Sungkharisma Bertemu Cicit Wahidin Soedirohoesodo
Aktivis Tionghoa Lieus Shungkharisma bersilaturahmi dengan budayawan Setiawan Djodi/Ist
rmol news logo Aktivis Tionghoa Lieus Shungkharisma bersilaturahmi dengan budayawan Setiawan Djodi yang merupakan cicit dari dr. Wahidin Soedirohoesodo. Kertemuan itu, untuk menapak tilas sejarah Kebangkitan Nasional 1908.

Kebangkitan Nasional 1908, yang dimotori oleh kaum terpelajar di Batavia, adalah tonggak awal tumbuhnya kesadaran pribumi Indonesia terhadap hak-hak sipil, nasionalisme dan kemerdekaan bangsanya.

Kebangkitan semangat kebangsaan itu tumbuh dan dimotori oleh para mahasiswa sekolah kedokteran di Stovia dengan tokoh utamanya dr. Wahidin Soedirohoesodo. Mereka, para mahasiswa kedokteran itu  mendirikan perkumpulan yang kemudian dikenal dalam sejarah dengan sebutan Boedi Oetomo.

Dalam pertemuan dengan Setiawan Djodi yang lahir pada 13 Maret 1949, Lieus mendapatkan cerita asal usul dan garis keturunan hingga sampai pada dr. Wahidin.

"Djodi juga banyak bercerita tentang berbagai aktivitasnya yang disemangati oleh sepak terjang dr. Wahidin yang merupakan kakek buyutnya itu," ujar Lieus dalam keterangannya, Rabu (28/12).

Disampaikan Lieus, Setiawan Djodi yang bernama lengkap Kanjeng Pangeran Haryo (KPH) Salahuddin Setiawan Djodi Nur Hadiningrat adalah sosok penting dalam sejumlah gerakan kesenian dan kebudayaan Indonesia pra reformasi 1998.

Bersama WS Rendra, Iwan Fals, Sawung Jabo, yocky Suryaprayogo dan lain-lain, Djodi menjadi motor penggerak  perubahan tidak hanya di bidang selera musik, tapi juga terhadap apresiasi anak-anak muda terhadap politik.

"Lagu-lagunya yang sarat kritik sosial, membuat Djodi, seperti diakuinya, sering dipanggil pak LB Moerdani yang waktu itu adalah tokoh kepercayaan Presiden Soeharto," katanya.

Memiliki garis keturunan seorang pahlawan, diakui Djodi kepada Lieus, semangat sang leluhur itulah menular kepadanya.

"Saya menemukan prinsip mengenai nasionalisme dari kisah mengenai kakek buyut saya," ujar Djodi.

Menurut Djodi, meski kenangannya dengan sang buyut terlalu jauh, tapi ia mendapat inspirasi dari perjuangan buyutnya itu sehingga menjadi sumber prinsip manifesto nasionalisme yang bertumbuh mengalir terus dalam dirinya dari masa ke masa.

"Dari era Wahidin Soedirohoesodo sampai Bung Karno, Pak Harto dan saat ini, kenangan atas spirit itu memang sangat jauh. Tapi jarak masa itu ternyata bukan halangan bagi kita untuk  menumbuhkembangkan spirit kebangsaan itu saat ini dan di masa datang," kata Lieus menimpali.

Dalam konteks membangkitkan kembali semangat nasionalisme dr. Wahidin Soedirohoesodo dkk itu pula Lieus berharap peringatan 115 tahun Kebangkitan Nasional pada 2023 nanti bisa dilaksanakan bersama dengan melibatkan para tokoh bangsa.

Peringatan itu diharapkan menjadi kegiatan besar yang mempersatukan semua elemen bangsa bagi Kebangkitan Nasional Indonesia di masa-masa yang akan datang.

"Apa bentuk dari kegiatan tersebut, tunggu saja. Yang pasti kita berharap kegiatan itu bisa menarik kembali minat generasi milenial untuk memahami sejarah bangsanya," demikian Lieus. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA