Analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun mengatakan, Jokowi tampak tidak mampu menangkap pesan substantif Megawati yang tegas merasa heran PDIP masih dituduh Komunis.
"Megawati dengan tegas menolak tuduhan Komunis, tidak mau dikait-kaitkan dengan Komunis. Nah, pengakuan pelanggaran HAM berat era 1965 oleh Jokowi justru menimbulkan persepsi kedekatan Jokowi dengan Komunis," ujar Ubedilah kepada
, Senin (23/1).
Sehingga, Ubedilah melihat, Jokowi tidak hati-hati dan berseberangan dengan pesan substantif Megawati dengan menyampaikan permohonan maaf dan mengakui pelanggaran HAM berat masa lalu.
"Itulah saya kira pentingnya menyelesaikan pelanggaran HAM berat itu melalui pengadilan HAM tidak dengan pernyataan presiden," pungkas Ubedilah.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: