Direktur Survei dan Polling Indonesia (SPIN), Igor Dirgantara mengamati, kemungkinan tersebut terbuka mengingat 3 parpol anggota Koalisi Perubahan, yaitu Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan PKS sudah menyepakati satu visi terkait pilpres meski belum diumumkan.
“Anies sedang menjalankan peranan yang diberikan Nasdem untuk memilih cawapres yang akan maju bersamanya. Pilihan Anies untuk berpasangan dengan AHY semakin menguat menuju 2024,” ujar Igor kepada
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (6/2).
Igor meramal, jika Anies dan AHY bernar-benar diresmikan menjadi pasangan capres-cawapres tahun Pemilu 2024, bukan tidak mungkin ada pengulangan sejarah kepemimpinan politik di Indonesia.
Sebab menurutnya, Anies-AHY sering dianggap masyarakat sebagai representasi duet perubahan dan antitesa dari pemerintahan Presiden Joko Widodo, sehingga bisa menjadi perhatian publik sebagai simbol baru 2024, apalagi ketika hadir dalam satu momentum yang sama seperti konser Dewa-19 kemarin.
“Dari sisi kombinasi unsur usia (tua-muda) dan latar belakang sipil-militer juga terpenuhi jika maju sebagai pasangan capres-cawapres. Pasangan Anies-AHY adalah perwujudan reinkarnasi dari SBY-Jusuf Kalla di Pilpres 2004,”tuturnya.
“Saat itu, SBY yang berlatar belakang militer memilih tokoh nasionalis muslim Jusuf Kalla dari kalangan sipil-pengusaha sebagai pendampingnya, dan sukses,” demikian Igor menambahkan.
BERITA TERKAIT: